26 C
New York
Saturday, September 21, 2024

Antara Cinta, Ketaatan, dan Pengorbanan – Renungan Jumat Agung

Hari ini, pada perayaan Jumat Agung, kita diajak untuk memandang kayu salib: Lihatlah kayu salib di sini tergantung Kristus, Penyelamat dunia’. Mengapa harus memandang kayu salib? Sebab di sanalah kita menemukan bukan hanya sebuah penderitaan, tetapi juga sebuah kisah tentang cinta, ketaatan, dan pengorbanan yang tidak terbatas.

Ya, di kayu salib kita melihat cinta yang tak terkira dari Tuhan Yesus Kristus. Cinta-Nya bukanlah sekadar kata-kata kosong, melainkan sebuah tindakan yang begitu dalam dan nyata. Pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan tanda cinta yang luar biasa dari Dia untuk kita. Dengan rela disalibkan, Ia mengajarkan kepada kita bahwa cinta itu harus diperjuangkan. Jangan bilang cinta kalau tidak mau berkorban. Adakah cinta sebesar ini yang kita terima selain dari-Nya?

Cinta sampai berdarah-darah adalah cinta yang hanya ditunjukkan oleh Tuhan Yesus. Ia mencintai kita dengan cinta yang melebihi segala pemahaman manusia. Demi cinta-Nya kepada manusia, Dia rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Bahkan ketika kita merasa tidak layak untuk menerima cinta-Nya, Dia tetap memilih untuk mencintai kita tanpa syarat.

Dari pengorbanan-Nya di kayu salib, kita juga belajar tentang bagaimana menjadi taat. Sebab, ketaatan pada kehendak Bapalah yang menjadi alasan lain mengapa Ia harus mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Jelaslah Ia memiliki kuasa untuk menghindari penderitaan yang menyiksa itu, namun Dia toh memilih untuk menaati rencana Bapa-Nya. Ketika dunia menganggap pelanggaran dan ketidaktaatan sebagai hal yang wajar dan normal, Tuhan Yesus memberikan kepada kita contoh yang luar biasa tentang bagaimana taat pada kehendak Tuhan.

Pengorbanan Yesus di kayu salib mengubah nasib umat manusia selamanya. Sebab, dengan Salib suci-Nya, Ia telah menebus dunia. Dengan demikian, salib bukanlah akhir dari cerita, tetapi awal dari sebuah kebangkitan yang menyinari seluruh dunia dengan harapan dan kehidupan yang baru.

Sebab itu, pengorbanan Yesus di kayu salib jangan sampai disia-siakan. Sebaliknya, kita harus memandang kayu salib dengan penuh rasa syukur dan penghormatan. Kita mengambil waktu untuk merenungkan betapa besar cinta Yesus kepada kita, betapa pentingnya ketaatan pada kehendak Bapa-Nya, dan betapa berharganya pengorbanan yang Dia lakukan bagi kita semua. Di dalam cinta-Nya, kita menemukan kesembuhan; di dalam ketaatan-Nya, kita menemukan arah; dan di dalam pengorbanan-Nya, kita menemukan keselamatan. Marilah kita hidup sebagai saksi-saksi cinta, ketaatan, dan pengorbanan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini