Pada suatu kesempatan seorang teman bertanya: Benarkah Doa Rosario itu bertele-tele seperti yang dimaksud Matius 6:7 “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan?” Hal itu ia tanyakan karena banyak orang non-Katolik yang menuduh bahwa doa Rosario adalah doa yang bertele-tele.
Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita jelaskan kepada orang yang bertanya:
Pertama, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bertele-tele adalah bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya; melantur-lantur; berlarut-larut. Sementara itu, doa Rosario jelas mempunyai ujung pangkal, tidak melantur dan berlarut-larut. Doa Rosario justru bukan bertele-tele melainkan mengulang-ulang doa Salam Maria, Bapa Kami, Kemuliaan, dan Terpujilah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengulang-ulang adalah mengerjakan/melakukan hal yang sama berkali-kali; mengulang lagi beberapa kali; mengulangi. Dengan demikian doa Rosario tidak masuk dalam kategori bertele-tele seperti yang dimaksud Matius 6:7.
Kedua, Kitab Suci tidak melarang doa yang diulangi berkali-kali. Yesus sendiri di atas kayu salib mengulangi kata-kata Eli-Eli atau Eloi-Eloi Lama Sabakhtani (bdk. Mat. 27:46, Mrk. 15:34). Selain itu, kata yang diulangi pula bisa ditemukan dalam Mazmur 22:1-3. Bahkan dalam Kitab Wahyu Para Kudus memuji Allah dengan mengulang kata, kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa..(bdk. Why. 4:8). Masih banyak doa atau kata yang diulang-ulang dalam Kitab Suci sebab hal itu tidak dilarang atau tidak seperti yang dimaksud oleh Matius 6:7.
Ketiga, doa Rosario merupakan doa renungan atas misteri keselamatan mulai ketika Yesus dikandung hingga Roh Kudus diutus. Selain itu, doa Salam Maria didaraskan sebanyak sepuluh kali. Didaraskan berulang-ulang bertujuan untuk memusatkan perhatian pada misteri keselamatan. Kemudian disisipkan bacaan singkat, renungan atau nyanyian di antara dasa Salam Maria.
Berikut adalah dua puluh peristiwa yang direnungkan: Peristiwa-peristiwa Gembira, khususnya selama Masa Adven dan Natal [Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38), Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk 1:39-45), Yesus dilahirkan di Bethlehem (Luk 2:1-7), Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40), Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52)], Peristiwa-peristiwa Sedih, khususnya selama Masa Prapaskah dan tiap hari Jumat [Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46),
[postingan number=3 tag= “bunda-maria”]
Yesus didera (Yoh 19:1), Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3),Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (Luk 22:26-32), Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49)], Peristiwa-peristiwa Mulia, khususnya selama Masa Paskah dan tiap hari Minggu [Yesus bangkit dari kematian (Luk 24:1-5), Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53), Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis 2:1-13), Maria diangkat ke surga (1Ko r15:23; DS 3903), Maria dimahkotai di surga (Why 12:1, DS 3913-3917)], Peristiwa-peristiwa Terang [Yesus di baptis di sungai Yordan (Ma 3:16-17),Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:11), Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat4:17-23), Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Mat 17:2-5), Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22-24)].[1]
[1] Baca tata cara berdoa Rosario di https://www.imankatolik.or.id/doarosario.html