8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Meneladani Sikap Menghargai Wanita dari Tokoh Katolik Gabriel Roschini

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, peran wanita masih kurang dihargai. Dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik, perempuan masih di pandang sebelah mata oleh begitu banyak orang. Padahal, setiap tahun, tepatnya pada tanggal 8 Maret, kita pasti memperingati Hari Perempuan Nasional.

Jika kita coba lihat pada lingkungan kerja, masih banyak perusahaan yang beranggapan bahwa perempuan hanya boleh menempati posisi tertentu saja. Padahal, faktanya, ada begitu banyak wanita yang tidak kalah hebat dari pria.

[postingan number=3 tag= ‘bunda-maria’]

Maka dari itu, kita perlu belajar dari tokoh Katolik, Gabriel Roschini, untuk menghargai wanita. Ia sangat menghargai sosok Maria, Ibu Yesus. Pada setiap karya tulisnya, ia selalu mengenalkan betapa luar biasanya Bunda Maria. Gabriel Roschini, berpendapat bahwa Bunda Maria mengandung Anak Allah dengan segala rintangan menghadang di depan matanya, tapi ia toh tetap menjadi wanita yang hebat dan pantang mundur.

Sebagai contoh, pada saat Kaisar Agustus memerintah untuk melakukan sensus dan mewajibkan seluruh rakyat mendaftar di kota kelahiran mereka, Yusuf membawa Maria yang sedang hamil sembilan bulan, untuk melakukan perjalanan sejauh kira-kira 150 kilometer dengan menunggang keledai. Suatu perjalanan yang tidak mudah. Apalagi, saat itu, Betlehem sangat padat dan Maria membutuhkan tempat untuk bersalin. Belum lagi, satu-satunya tempat yang tersedia hanyalah sebuah kandang. Apakah Bunda Maria menyerah? Sama sekali tidak. Ia adalah wanita yang kuat dan tegar.

Gabriel Roschini berhasil membuat banyak wanita dewasa ini mulai meniru Maria. Mereka bekerja keras dan tanpa mementingkan diri memenuhi kewajiban ibadat mereka. Betapa sering istri-istri yang penuh pengabdian ini tak putus-putusnya menunjukkan kesabaran, ketekunan, dan kerendahan hati.

Sewaktu merenungkan sikap Maria, mereka dibantu untuk terus mendahulukan hal-hal rohani di atas kenyamanan dan kesenangan pribadi mereka. Mereka tahu, seperti halnya Maria, bahwa ibadat kepada Allah bersama suami dan anak-anak merupakan tali pemersatu keluarga.

Hal yang kita dapatkan dari tokoh mariologi Gabriel Roschini adalah bagaimana menghargai dan memperlakukan wanita dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena sejatinya pria dan wanita diciptakan sama dan sederajat.

avatar
Clara Devina Damayanti
Penulis adalah Mahasiswi Semester I Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini