13.2 C
New York
Tuesday, November 5, 2024

Menjadi Imam, Tidak Harus Terlihat Tampan

(Pesan Bijak Dari Kotbah Uskup Agung Mgr. Socrates Dalam Pentahbisan Imam)

“Engkau harus berani melawan kesalahan, tetapi engkau harus takut pada dosa. Engkau harus berani membela Tuhan, tetapi engkau harus takut terpisah dari-Nya”.

Saudara-saudaraku yang terkasih…

Ketika kami berunding untuk pentahbisan kalian menjadi imam, banyak pertanyaan yang “mampir” di ata meja saya. Bagaimana hidup mereka ketika masih sebagai seorang frater? Bagaimana kehidupan mereka? Apakah mereka membangun hubungan atau relasi yang baik? apakah publik speaking mereka bagus? Apakah mereka selalu tepat waktu dan tekun dalam doa- doa mereka? Apakah mereka mampu membangun hidup bersama dengan para frater yang lain?

Semua pertanyaan itu menyangkut KEKUATAN kalian. Namun yang paling penting, kita perlu bertanya; “Apa yang menjadi KELEMAHANMU dan apakah ENGKAU CUKUP LEMAH untuk menjadi imam? Kita perlu menjadi LEMAH untuk menjadi imam.

Karena seringkali KEKUATAN PRIBADI PENJADI PENGHALANG bagi rahmat Allah yang akan diperlihatkan kepada kita. Apakah engkau CUKUP LEMAH, sehingga KEKUATAN KRISTUS sungguh bersinar atau terpancar darimu.

Baik saja, kalau Anda terlihat TIDAK TAMPAN, agar tidak menjadi PENGHALANG bagi kami untuk melihat keindahan atau kebaikan dari Allah. Karena, kita TIDAK MENCARI seorang superman, kita TIDAK MENCARI SEORANG FRATER YANG HEBAT ATAU SUPER, melainkan kita mencari FRATER YANG LEMAH yang dalam PENGHARAPAN kekuatan Allah sungguh-sungguh terpancar.

Dan pagi ini, kita JANGAN MENCOBAI mereka untuk menjadi SOMBONG, karena KELEMAHANMU, ENGKAU DIPANGGIL. Dari kelemahan kalian itu memikat Allah untuk lebih menyayangi kalian, sebab dimana dosa bertumpuk, kelemahan menumpuk, di situ rahmat Allah terpancar secara berlimpah-limpah.

Apakah engkau cukup lemah untuk menjadi imam? Apakah engkau cukup lemah untuk mengandalkan rahmat Allah? Apakah engkau cukup lemah untuk hanya bergantung pada belas kasih Allah? Kami membutuhkan engkau untuk mengakui kelemahanmu. Kelemahan kalian adalah sepenuhnya milikmu. Dan kelemahanmu adalah PERSEMBAHANMU kepada Allah.

Apakah mereka adalah orang-orang yang berkarakter? Apakah mereka adalah orang yang berintegritas? Dengan kata lain; apakah mereka tahu membedakan antara kehidupan publik atau kehidupan pribadi. Itu adalah sebuah pertanyaan yang diberikan apakah engkau seorang yang berkarakter atau berintegritas, karena saudara-saudaraku kita TIDAK mencari seorang malaikat, tetapi kita mencari seseorang yang BISA (MAMPU) menjadi imam.

Maka dari itu, pertanyaan kedua untuk kita adalah: “Apakah dia sudah cukup “HANCUR” untuk menjadi seorang imam? Karena jika tidak ada kehancuran yang cukup, maka di sana tidak ada PARTISIPASI yang cukup dalam sengsara dan kematian Tuhan.

Maka dari itu pembinaan di seminari adalah latihan dan pembinaan untuk dipecahkan, dipecahkan dan dipecahkan sampai engkau hancur. Dan ketika engkau hancur, Tuhan akan mengembalikanmu pada saat ini sebagai sebuah mosaik yang indah, sehingga kamu bisa menjadi PEMBERI KEHIDUPAN bagi yang lain.

Hati-hati dengan pemecahan roti. Karena engkau memecahkan Tubuh Tuhan. Dan ketika engkau memecahkan Tubuh Tuhan, engkau juga BERJANJI pada Tuhan; “TUHAN PECAHKANLAH AKU”. Aku mengijinkanMu, untuk memecahkan tubuhku”

Saudara-saudaraku, saya hendak MENGINGATKANMU. Seringkali hatimu mungkin dihancurkan oleh saya, mungkin saya yang menyakitimu atau dari sesama rekan imammu, mungkin mereka yang menyakitimu.

Tetapi ketika engkau disakiti oleh saudara-saudaramu, ketika engkau disakiti oleh Uskup Agungmu, TERIMALAH itu sebagai sebuah PERHATIAN TULUS kepadamu yang membuatmu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi sehingga menjadi pemberi kehidupan yang lebih baik.

Di sini TIDAK ADA KESUCIAN TANDA SEBUAH KERELAAN UNTUK DIPECAHKAN seperti Tubuh Tuhan. Jika mereka MENGGOSIPKANMU. Jika mereka MENGABAIKANMU, jika mereka MEMANFAATKANMU, BISIKANLAH sebuah doa syukur, sebab jika mereka menghancurkanmu, engkau mengambil bagian dalam pemecahan Tubuh Tuhan.

Setahun yang lalu, tiga imam ditembak dan para uskup diancam untuk dibunuh dan ditembak. Engkau sekarang sudah menjadi imam bagi sebuah gereja yang oleh mereka (penguasa) adalah gereja yang munafik dan 99 persen adalah homoseksual.

Dan pertanyaan untuk kita; apakah mereka cukup BERANI untuk bertahan dalam badai? Apakah mereka cukup berani untuk mempertahankan iman? Kita mencari seorang pemberani, kita mencari seorang PEMBERANI yang MEMBELA iman.

Saudara-saudaraku terkasih, pertanyaan saya yang ketiga adalah:

Apakah engkau cukup takut menjadi seorang imam yang baik?

Apakah engkau cukup takut menjadi seorang imam yang baik?

Engkau harus berani melawan kesalahan, tetapi engkau harus takut pada dosa.

Engkau harus berani membela Tuhan, tetapi engkau harus takut terpisah dari-Nya 

Engkau harus takut pada kemunafikan,

Engkau harus takut merayakan misa dalam keadaan berdosa

Engkau harus takut pada kebohongan

Engkau harus takut dengan nafsu

Engkau harus takut mencuri uang dari umatmu

Engkau harus takut kenyamanan

Engkau harus takut kemudahan,

Karena semua itu akan menjauhkanmu dari panggilan Anda yang sesungguhnya. Tuhan mengenalmu lebih dari engkau mengenal dirimu sendiri, termasuk semua keindahan yang ada padamu, Bahkan Tuhan mengetahui semua yang ada di dalam dan di luar dirimu, Ia masih memelukmu seraya berkata; “Marilah anakKu yang terkasih, ikutlah Aku”.

Apakah engkau cukup lemah untuk menjadi imam?

Apakah engkau cukup hancur untuk menjadi imam?

Apakah engkau cukup takut untuk menjadi imam?

Manila: Marso-11-2019

Penulis: Pater Tuan Kopong MSF

avatar
RP Tuan Kopong, MSF
Imam dari Kongregasi MSF. Saat ini tinggal di Manila, Filipina.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini