Piala Penderitaan: Renungan Hari Rabu Pekan II Prapaskah, 28 Februari 2024 — JalaPress.com; Bacaan I: Yer. 18:18-20; Injil: Mat. 20:17-28
[postingan number=3 tag= ‘masa-tobat’]
Setiap manusia tanpa kecuali memiliki hasrat dan keinginan untuk berkuasa. Mengapa? Karena dengan kekuasaan manusia dapat memerintah sesamany. Kekuasaan ini sangat menggiurkan sehingga bisa melanda dan menjerat siapapun, termasuk pejabat keagamaan.
Realita ini terjadi dari zaman Perjanjian Lama hingga saat ini. Nabi Yeremia harus siap minum piala penderitaan karena para lawannya sudah siap untuk ‘memukul dia dengan bahasanya sendiri dan tidak memperhatikan setiap perkataannya.’ Hal ini terjadi karena mereka merasa kekuasaannya terusik dan terganggu dengan kritikan dari Nabi Yeremia.
Haus kekuasaan juga merasuk dalam diri ibu anak-anak Zebedeus sehingga ia dengan berani meminta kepada Yesus agar kedua anaknya dapat duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus dalam Kerajaan-Nya. Namun, syarat yang diberikan oleh Yesus adalah:
Pertama: harus siap minum piala/cawan penderitaan; kedua: rela dan siap menjadi pelayan bagi sesama. Walaupun ada dua syarat ini, namun hal duduk di sebelah kanan atau kiri merupakan hak prerogatif dari Bapa.
Perlu disadari bahwa setiap kekuasaan adalah pemberian dari Allah. Oleh karena itu, setiap pejabat publik harus hadir sebagai pelayan dan harus rela minum: piala penderitaan seperti teladan Yesus Kristus Tuhan kita. Apakah kita juga siap dan rela untuk minum ‘piala penderitaan’ yang ditawarkan oleh Yesus? Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
Mu-Sa-Fir