26 C
New York
Saturday, September 21, 2024

Renungan Masa Adven: Menjadi Saksi Kabar Sukacita Tuhan

Menjadi Saksi Kabar Sukacita Tuhan: Renungan Masa Adven, 16 Desember 2018 — JalaPress.com; Bacaan I: Zef. 3:14-18a; Bacaan II: Flp 4:4-7; Injil: Luk 3:10-18

[postingan number=3 tag= ‘adven’]

Secara tradisi, minggu ketiga dalam Masa Adven dikenal sebagai Minggu Gaudete. Gaudete, sebuah kata bahasa Latin yang berarti ‘sukacita.’ Tema perayaan liturgis pada hari minggu ini berfokus pada pesan sukacita dan kegembiraan. Selain itu, bacaan pertama dan kedua, serta Mazmur Tanggapan menggemakan lagu-lagu sukacita.

Dalam bacaan pertama, Nabi Zefanya berbicara kepada umat Israel yang pada waktu itu sedang mengalami penderitaan dan penindasan. Ketika itu, Zefanya berdiri dan berusaha untuk menghibur dan menguatkan semangat mereka kembali. Ia berkata: “Bersorak-sorailah, hai putri Sion! Bertepuk tanganlah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai putri Yerusalem! Tuhan telah menyingirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu” (Zef. 3:14,15). Di sini, Zefanya mengingatkan kita bahwa penderitaan yang kita miliki tidak sebanding dengan kasih dan kemuliaan Allah yang akan dinyatakan kepada kita.

Dalam nada yang sama, pada bacaan kedua, St. Paulus mengetengahkan pesan sukacita. Menarik untuk dicermati, surat kepada orang Filipi ini ditulis ketika Paulus sedang berada dalam penjara dan menunggu waktunya untuk dihukum mati.

Dalam situasi yang cukup tragis dan menegangkan itu, kita barangkali bertanya-tanya, bagaimana mungkin Paulus bisa menulis surat yang begitu bermakna dan sangat inspratif? “Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!.. Sebab Tuhan sudah dekat” (Flp 4:4,5).

Di sini, Paulus sejatinya menunjukkan kepada kita betapa indah dan nikmatnya sukacita Kristiani. Bahwasannya, dalam situasi yang begitu kalangkabut dan bimbang, Tuhan senantiasa akan memberi kita sukacita yang sesungguhnya, dan melalui kita juga Tuhan mengendaki agar sukacita itu dibagikan kepada sesama. Sukacita Kristiani kita itu datang dari sebuah kenyataan bahwa kedatangan Yesus, Tuhan dan Penebus kita, itu sudah dekat. Orang yang girang hatinya selalu ingin membagikan sukacitanya kepada sesama.

Lebih lanjut, dalam bacaan Injil, penginjil Lukas menghadirkan ke tengah-tengah kita figur Yohanes Pembaptis, seorang utusan Allah bagi umat-Nya untuk mempersiapkan diri mereka dalam menyambut kedatangan Yesus, sang Juruselamat. Dalam masa itu, Yohanes mengajak para pengikutnya untuk melakukan hal penting yang setiap orang harus perbuat dalam menyambut Yesus. Yohanes mengajak mereka untuk membina sikap berbagi kepada yang berkekurangan: “Barangsiapa yang mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa yang mempunya makanan, hendaklah ia juga berbuat demikian” (Luk. 3:11). Injil hari ini memberi kita sebuah jalan menuju sukacita yang sempurna dan sesungguhnya.

Sebagaimana kita rayakan Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita ini, apa yang harus kita perbuat untuk menyambut kedatangan Mesias? Melakukan sesuatu yang baik kepada sesama dengan melaksanakan kasih Allah yang tak berhingga adalah suatu ungkapan sukacita yang sesungguhnya, sukacita dalam pikiran dan hati.

Bila kita benar-benar menggap diri sabagai orang yang girang hatinya; hal ini harusnya dibagikan kepada sesama: mereka yang menderita, sakit, dan yang membutuhkan kasih sayang kita. Karena itu, pertanyaan para prajurit dan pemungut cukai kepada Yohanes dalam Injil hari ini: “Apakah yang harus kami perbuat?” (Luk. 3:10; 3:12; 3:14) bisa menjadi pertanyaan kita juga. Hari ini, kita diajak untuk membaharui diri dan bertobat. Sebab, pertobatan dan pembaharuan diri akan membawa kita kepada sukacita yang sesungguhnya dan kedamaian yang sempurna.

Masa Adven ini memampukan kita untuk bersiap diri dalam menyambut kedatangan Tuhan ke tengah-tengah kehidupan kita. Inilah satu kesempatan di mana kita harus bersedia untuk mengubah sikap dan cara hidup. Kita harus bertobat sehingga kita bisa menyadari dan mengalami kehadiran Allah dalam keseharian hidup kita, dan untuk menyambut kedatangan sang Juruselamat. Sejatinya, memiliki hati yang tenang merupakan langkah awal untuk mencapai sukacita yang sempurna.

Kita berdoa, semoga Roh Kudus memperbarui kita dalam kasih-Nya sehingga kita boleh menjadi saksi kabar sukacita Tuhan kepada sesama. Dan semoga kesaksian kita itu menjadi jawaban atas panggilan kita sebagai utusan Allah dalam menyambut kedatangan Mesias, Tuhan dan Penebus kita. Yesus datang ke dunia sebagai tanda kasih Allah yang sempurna dan tak berhingga. Ia datang untuk membawa kita sukacita yang sesungguhnya.

avatar
RP. Gust Kani, CS
Anggota Kongregasi Scalabrinian. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero-Maumere dan Loyola School of Theology, Manila-Filipina. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia diutus menjadi misionaris di Portugal.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini