Kaum Fundamentalis selalu mempersoalkan cara baptis. Mereka mengatakan bahwa baptis itu ‘harus’ di selam. Padahal kata “selam” dalam bahasa Yunani adalah Καταδύσεις, bukan baptizo (βαπτιζω), atau baptismos. Sementara itu Yesus dan Para Rasul tidak pernah mengharuskan cara baptis selam.
Para Rasul dalam Didakhe 7 menjelaskan tentang cara Baptis sebagai berikut:
1. Dan mengenai baptisan, baptislah begini: Setelah meninjau semua pengajaran ini, baptis di dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, di dalam air yang mengalir (sungai, laut).
2. Tetapi jika air mengalir tidak tersedia, maka baptisalah kedalam air lainnya (kolam atau bak); air dingin diutamakan, tetapi jika tidak tersedia (lakukan) di dalam air hangat.
3. Tetapi jika itu maupun tersedia, curahkan air tiga kali ke atas kepala di dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
4. Tetapi sebelum baptisan, baiklah yang bertugas berpuasa, dan juga orang yang dibaptis, dan semua orang lain yang bisa; Pastikan untuk memerintahkan orang yang akan dibaptis untuk berpuasa satu atau dua hari sebelumnya.
Selain itu arti baptize sendiri mempunyai banyak makna, mencelupkan, menuangkan, membersihkan.
Oleh sebab itu, Gereja Katolik tidak mempermasalahkan cara apapun, yang terpenting bagi Gereja adalah bukan cara tetapi makna dari tindakan pembaptisan. Yesus tidak pernah memerintahkan para murid ‘harus’ membaptis dengan cara selam. Dengan demikian bagi Yesus tidak penting cara baptis, tetapi yang terpenting adalah makna dan rumusan dari pembaptisan yang dilakukan.
1. Aaron Milavec, The Didache : text, translation, analysis, commentary Milavec Collegevi Minnesota : Liturgical Press, 2004.
2. Rm. Fx. Adisusanto SJ, Menyusuri Sejarah Pewartaan Gereja, Jilid I, Yogyakarta, Lembaga Pengembangan Kateketik Pusat, 1997.