Beberapa hari ini beredar kabar bahwa Paus Fransiskus ‘mengubah’ Doa Bapa Kami. Banyak netizen membagikan berbagai berita yang intinya menuduh bahwa tindakan Paus itu tidak tepat. Padahal, pada kenyataannya, mereka sendiri tidak membaca isi dari link berita yang mereka bagikan.
[postingan number=3 tag= “iman-katolik”]
Tak dipungkiri bahwa banyak juga umat Katolik yang bertanya-tanya tentang kebenaran dari berita tersebut. Nah, bagaimana sebenarnya yang terjadi? Setidaknya kita perlu menjelaskan beberapa hal berikut:
Pertama, Paus Fransiskus menyetujui perubahan terjemahan Misale (Buku Misa) bahasa Italia, yang isinya antara lain menyangkut terjemahan doa ‘Bapa Kami’ dan ‘Kemuliaan’. Oleh sebab itu, tidak benar bahwa Paus mengubah doa Bapa Kami dalam bahasa asli; Yunani atau Latin. Doa Bapa Kami dalam bahasa asli tidak pernah diubah, melainkan tetap seperti apa adanya.
Kedua, revisi terjemahan adalah hal yang wajar. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), misalnya, pernah beberapa kali merevisi terjemahan Alkitab; antara lain Alkitab Terjemahan Lama (TL), Alkitab Terjemahan Baru (TB), Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) atau Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), Alkitab Terjemahan Baru versi 2. Perlu diketahui yang direvisi bukan bahasa asli dari Alkitab melainkan terjemahannya. Revisi seperti itu memang perlu dan sudah seharusnya untuk menyesuaikan dengan perkembangan bahasa. Demikian halnya yang terjadi dengan terjadi terjemahan doa Bapa Kami dalam bahasa Italia; sudah waktunya direvisi agar sesuai dengan perkembangan bahasa di sana.
Ketiga, revisi terjemahan diperlukan karena terjemahan pada masa lampau memiliki kata atau kalimat yang sulit dipahami pada masa kini. Dalam terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, misalnya, ada beberapa kata atau kalimat yang kalau dibaca oleh pembaca sekarang agaknya sulit dimengerti, entah karena kata atau kalimat itu sudah jarang digunakan atau karena karena kata atau kalimat itu sudah mengalami pergeseran arti dan makna.
Keempat, kalimat yang direvisi dari terjemahan lama adalah ‘dan jangan masukkan kami ke dalam pencobaan’ menjadi ‘dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan’. Dua terjemahan ini sama sekali tidak saling bertentangan, maka tidak ada yang perlu dipersoalkan.
Kelima, revisi terjemahan yang ramai diberitakan itu berlaku untuk terjemahan Misale (Buku Misa) ke dalam bahasa Italia; dan setidaknya sampai sejauh ini tidak mempengaruhi terjemahan ke dalam bahasa Indonesia.
Terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat untuk pemahaman saya tentang Doa Bapak Kami ini.