8.1 C
New York
Thursday, November 20, 2025

Siapa yang Berbahagia?

Apa itu kebahagiaan? Kebahagiaan adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram, bebas dari segala hal yang menyusahkan. Begitu menurut KBBI. Kapan kebahagiaan itu datang? Apakah ketika harta berlimpah atau jabatan empuk diraih? Apakah ketika segala yang dibutuhkan tercapai? Tentu tak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Tak mudah karena ada orang yang hartanya berlimpah atau jabatannya empuk di  bidang tertentu, tapi merasa tak tenteram dalam hidupnya. Segala kebutuhan terpenuhi, tapi hati tak tenteram. Selalu ada yang kurang.

Lalu?

Kebahagiaan itu barangkali pertama-tama tak berhubungan erat dengan aneka prestasi manusiawi di dunia ini. Kebahagiaan itu barangkali bukan tentang berlimpahnya harta atau empuknya kursi jabatan dan sederet pencapaian lainnya.

Kebahagiaan itu barangkali pertama-tama perkara hati. Ya, perkara hati! Hati yang bagaimana? Hati yang penuh syukur atas apapun dan dalam keadaan apapun.

Sebagai pengikut Yesus Kristus, kebahagiaan itu bertalian erat dengan keseriusan-ketekunan mendengarkan Firman Tuhan dan memeliharanya dalam hidup. Mendengarkan dan memeliharanya tentu saja berarti melaksanakan-menghayati firman Tuhan setiap hari. Jadi, menjadi pendengar dan pelaku firman!

Begitulah yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini (Luk. 11:27-28). Ketika orang mengatakan, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau,” Yesus menanggapinya dengan berkata, “Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.”

Kebahagiaan itu milik orang yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya. Kebahagiaan itu milik pendengar dan pelaku-pelaksana firman Allah! Pendengar dan pelaku firman pasti bahagia dalam hidupnya. Pendengar dan pelaku firman pasti tidak gila harta dan kuasa! Harta dan kuasa akan dimaknai sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Mengapa? Karena hidup penuh nada syukur kepada Sang Sumber segalanya adalah identitas pendengar dan pelaku firman. Ini akar kebahagiaan kristiani!

Apakah Bunda Maria adalah Bunda yang berbahagia? Ya! Mengapa? Karena ia tekun mendengarkan, memelihara dan melaksanakan firman Allah (bdk. Luk. 1:26-56). Dengan demikian, Yesus juga secara ‘tidak langsung’ menegaskan bahwa Maria Bunda-Nya adalah Bunda yang berbahagia! Bunda-Nya tak hanya pendengar, tapi terutama pelaku-pelaksana firman Allah!

Apakah kita berbahagia? Ya, tentu saja! Asalkan kita adalah pendengar dan pelaku Firman seperti Bunda Maria. Mengapa tidak?***

 

RP Lorens Gafur, SMM
RP Lorens Gafur, SMM
Imam Misionaris Serikat Maria Montfortan (SMM). Ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 17 Juni 2016 di Novisiat SMM - Ruteng - Flores - NTT. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi, Widya Sasana - Malang - Jawa Timur.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini