5.3 C
New York
Thursday, November 20, 2025

Katolik Menjawab: Gua Maria Bukan Sarang Berhala

Keberadaan Gua Maria dalam Gereja Katolik mempunyai sejarah yang panjang. Tradisi tersebut berkaitan dengan penampakkan Bunda Maria selama beberapa kali kepada orang-orang ‘tertentu’.

[postingan number=3 tag= ‘bunda-maria’]

Pada tahun 1858, Bunda Maria menampakkan diri kepada St. Bernadette Soubirous di sebuah gua di kota Lourdes, Prancis. Gua tersebut kemudian hari menjadi tempat ziarah populer bagi umat Katolik. Tempat ziarah ini menjadi inspirasi bagi komunitas Katolik untuk membuat Gua Maria di berbagai tempat.

Gereja Katolik membuat Gua Maria sebagai tempat untuk ziarah dan devosi (penghormatan) terhadap Bunda Maria. Beberapa tempat ziarah yang merupakan tempat penampakkan Bunda Maria antara lain Fatima, Portugal, Guadalupe, Meksiko, dan sebagainya.

Tidak sedikit orang ‘menuduh’ bahwa pembuatan Gua Maria dalam Gereja Katolik sama saja dengan mendirikan sarang berhala. Sebab, dengan membuat tempat khusus bagi Maria, itu berarti orang Katolik menyembah patung Maria.

Benarkah orang Katolik menyembah patung Maria? Jawabannya: tidak. Orang Katolik tidak menyembah Bunda Maria, apalagi patungnya. Patung yang ada di Gua Maria adalah lambang, sarana, dan simbol; dan sama sekali bukan tujuan dari penghormatan.

Tujuan penghormatan umat Katolik adalah pribadi Maria, sedangkan tujuan penyembahannya adalah Allah Tritunggal Maha Kudus. Dan, hal penghormatan terhadap Bunda Maria ini sangatlah wajar; sama wajarnya dengan sikap hormat kita terhadap orang tua kita masing-masing.

avatar
Silvester Detianus Gea
Lahir di desa Dahana Hiligodu, Kecamatan Namöhalu-Esiwa, Nias Utara, pada tanggal 31 Desember. Anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 2016, menyelesaikan Strata 1 (S1) Ilmu Pendidikan Teologi di Universitas Katolik Atma Jaya-Jakarta. Menyelesaikan Strata 2 (2023). Pernah menulis buku bersama Bernadus Barat Daya berjudul “MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara” (2017), Menulis buku berjudul "MENGENAL BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SUKU NIAS" (2018). Ikut serta menulis dalam Seri Aksi Swadaya Menulis Dari Rumah (Antologi); “Ibuku Surgaku” jilid III (2020), Ayahku Jagoanku, Anakku Permataku, Guruku Inspirasiku, Hidup Berdamai Dengan Corona Vol. IV, dan Jalan Kenangan Ibuku Vol. IV (2021), Autobiografi Mini Kisah-Kisah Hidupku (2022), Kuntum-Kuntum Kasih Sayang Vol. 3, Keluargaku Bahagiaku Vol. 2, Ibu Matahari Hidupku Vol. 1 (2023), Ibu Matahari Hidupku (2024), Menulis Itu Sehat & Hidup Itu Anugrah (2025), Ikut menulis buku "Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti" bersama penerbit Ethos Logos Pathos (2024-sekarang), Menulis buku "Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti" bersama PT. Mitra Laksana Pelita (2025-sekarang). Saat ini menjadi Wartawan komodopos.com dan floresnews.net(2018-sekarang), Author jalapress.com/, dan mengajar di Sekolah Tarsisius Vireta (Website:https://www.tarsisiusvireta.sch.id/) (2019-2024), menjadi Wakil Kepala Sekolah SD Tarsisius 1 (Juli 2024-sekarang), Wakabid. Marketing, Humas & Pengembangan Usaha, Yayasan Bunda Hati Kudus (2025) Penulis dapat dihubungi melalui: Email: detianus.634@gmail.com Facebook: Silvester Detianus Gea. Kompasiana: https://www.kompasiana.com/degeasofficial1465. Akun tiktok https://www.tiktok.com/@orang_muda.katolik1. Akun Youtube: https://www.youtube.com/@Degeasofficial. LinkedIn: https://www.linkedin.com/in/de-gea-000825389/.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini