-1 C
New York
Saturday, February 8, 2025

Tokoh Kitab Suci: Biografi Nabi Mikha

Sudah pernah membaca Kitab Para Nabi seperti Yesaya, Yehezkiel, Yeremia, Amos, dll? Nah kita perlu belajar banyak dari para nabi ini. Untuk itu saya menulis tentang biografi dan pencarian Nabi Mikha. Siapakah dia?

[postingan number=3 tag= ‘kitab-suci’]

Seperti Amos, Mikha sendiri adalah tokoh dari pembicaraan petani dan orang yang sederhana. William SL Sor dkk., menyatakan bahwa hidup dan latarbelakang Nabi Mikha tidak banyak dikenal. Pembaca hanya sedikit tahu dari konteks dan bunyi tulisannya. Meskipun demikian, Ensiklopedia Kitab Suci Masa kini memberi kami sedikit informasi bahwa Mikha adalah orang Moresyet (Moresheth Gath) (Mi 1:14).

Moresyet merupakan suatu wilayah Yudea, kurang lebih 25 mil ke arah selatan Yerusalem. Namun dalam kitab Hakim 17 dan 18 muncul nama Mikha dari gunung efraim. Ada juga Mikha Bin Yimla seorang nabi Israel pada jaman raja Ahab (1 Raj 22: 4-28; 2 Taw 18: 3-27). Dari nama-nama itu, siapakah Mikha, kitab?

Nama Mikha Kitab merupakan singkatan dari kata Mikhayehu yang berarti “siapakah seperti Yahwe?” Berdasarkan Catatan Ensiklopedia Kitab Suci dan juga dikenal dengan nama yang searti dengan Mikha adalah Mikhael (mikha’el).

Nama ini dipakai oleh 11 tokoh Alkitab. Tetapi hanya satu yang khas menonjol yaitu malaikat Mikhael yang dalam kitab-kitab Pseudepigrafa dilihat sebagai pelindung dan pembela Israel.

Penulis kitab Mikha umumnya menerima itu Mikha orang Moresyet. Ia lebih muda dari Yesaya dan bernubuat pada pemerintahan Yotam (742-735 SM), Ahas (753-715) dan Hizkia dari Yehuda (715-687). Ia bertindak sebagai utusan Allah pada rentang waktu 715-700 SM. Menurut Klaus Koch, pada tahun-tahun awal kenabiannya, Mikha mulai bernubuat di Israel selatan bersama Yesaya, namun ia kemudian bergerak atas jumlah wilayah utara Israel.

Panggilan Kenabian

Pada bagian pembuka kitabnya (Mi. 1: 1) memberikan informasi bahwa Mikha menjelaskan firman Tuhan berkenaan dengan apa yang dilihatnya tentang Samaria dan Yerusalem. Ia memperjuangkan perkara-perkara orang tertindas dan orang-orang yang hak-hak dieksploitasi.

Persoalan (mišpāt), kekerasan dan krisis sosial seperti korupsi dan publikasi adalah fokus perhatian Mikha. Nabi yang berasal dari desa adalah orang-orang yang terlibat dalam kehidupan dan semangat masyarakat di sana.

Sama seperti pendahulunya Nabi Amos dan Yesaya yang mengkritisi jamannya dengan tajam dan berani, demikian pula Mikha tampil menyuarakan perlawananya terhadap siswa sosial yang bobrok di sekitarnya. Jika Amos banyak masalah penyembahan berhala dan kefasikan yang berkembang pesat di Israel-dari keruntuhan kerajaan Utara, Mikha lebih fokus pada efek ketidakadilan sosial, akibat dari penyembahan berhala dan difusi akibat invansi bangsa asing.

Meskipun ia tinggal di desa, ia tahu bagaimana Korupsi merajalela di kota-kota Israel dan Yehuda. Pelaku-pelaku korupsinya adalah pejabat-pejabat yang berwibawa, memiliki otoritas moral dan politis dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya para pemuka agama (Mi. 2:11).

Nabi-nabi, imam dan pelayan mudah disuap (bdk Mi. 3: 10), mereka mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Di dalam kehidupan keluarga, ikatan relasi antara satu sama lain kendor, benar benar-benar kacau balau. Korupsi mempengaruhi penegakan hukum yang tidak adil dan mencederai rasa keteraturan atau masyarakat Israel dan Yehuda (Mi. 3:10).

Situasi konflik dan ketidakadilan hukum ini sangat menjijikkan Mikha. Kehidupan religius menjadi virus dan tidak berdaya guna. Sikap ketidakadilan dan korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat agama dan pemerintahan itu disebabkan oleh kesombongan dan ketidaksetiaan mereka pada Allah.

Para pemuka agama dan pemerintah adalah mereka sendiri dan politik kotornya. Kumbang masyarakat menjadi seperti pada saat peternak-peternak, petani-petani dan mereka yang memiliki lahan sempit.

Berbagai cara sosiologis yang terjadi di masa kenabian Mikha yaitu, pertama, kehancuran ibu kota Kerajaan Utara, yaitu Samaria di tangan bala tentara Asyur pada tahun 722. Raja terakhir yang memerintah di Samaria adalah Raja Hosea (731-722). Ia berontak melawan Asyur.

Raja Hosea kalah dan Kerajaan Utara hancur. Kehancuran Samaria membawa konsekuensi psikologis dan sosiologis bagi Israel melalui kehancuran Kerajaan utara untuk lingkungan di Mesopotamia dan Media (Raj 17: 1-6).

Kekalahan ini juga menciptakan bagian terbesar Kerajaan Israel (10 suku) berhenti hidup sebagai bangsa dengan identitasnya sendiri: lapisan atas menghilang dalam peleburan bangsa-bangsa di Mesopotamia, lapisan bawah dan lain-lain oleh kader kafir dari Mesopotamia ke Israel kemudian terjadilah sinkretis dalam praktek agama. Mikha melihat bencana itu dan tampak cermin dalam Mi. 1: 6-7.

Kedua, serangan Sanherib pada tahun 701 terhadap Kerajaan Selatan. Nabi merasakan kegentaran masa pendudukan itu dan melihat bahwa ancaman itu serius bagi Yerusalem (1: 8-16; 3:12).

Proses disusi akibat invasi dan kekalahan dari kekacauan dalam masyarakat. Terjadinya pemerasan, pengusiran dan perampasan tanah. Para raja menindas rakyatnya, dan para pedagang yang menipu masyarakat yang tak berdaya. Korban dari misi ini adalah masyarakat kecil.

Jika ada ketidakadilan sosial yang terjadi di pusat aktivitas religius, Yerusalem, di arah Mikha, namun ia tidak ingin terjun langsung ke percaturan politik praktis. Sikapnya ini tidak sama dengan Yesaya-rekan nabi sejamannya, yang terlibat dalam politik aktif.

Mikha tidak pernah Menyampaikan keputusan politis yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Ia lebih banyak melihat akibat atau mekanisme para pemerintah sebagai kesalahan yang lebih berbahaya pada kekuatan diri sendiri dari pada Allah (bdk. Mi 7: 1-6). Dari alam yang demikianlah Mikha disebut Allah untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah Bangsa Israel yang mengalami disorientasi, degradasi moral dan ketidakadilan.

Pesan-Pesan Kenabiannya

Pilon mengelompokan pesan Mikha yaitu pertama, pesan hukuman dan ancaman. Maksudnya bahwa Tuhan datang untuk menghukum Samaria dan Israel karena dosa-dosa para pemuka agama, dibaca oleh orang kaya terhadap orang miskin, nabi-nabi yang mudah disuap (bab 1-3).

Kedua, kerajaan damai berpusat di bukit sion, semua orang akan menyembahnya, juru selamat akan datang dari Yerusalem dan sisa-sisa bangsa Israel akan menjadi berkat di tengah bangsa-bangsa yang menguasai mereka (Bab 4-5).

Ketiga, pasal 6-7: 1-6. Pasal 6: 1-8 menunjukan lukisan perkara Tuhan dengan orang-Nya, puncaknya pada ay. 8 dimana Tuhan mengeluarkan apa yang sebenarnya Ia tuntut itu berlaku adil dan cinta kasih. Sementara pasal 6: 9-16 terdiri dari dosa-dosa yang tidak adil dan tidak jujur. Pasal 7: 1-6, Mikhaalihan kemerosotan moral dan etika di tengah masyarakatnya. Keempat, pasal 7: 7-20 menawarkan harapan bahwa sion akan dipulihkan.

Cita-cita Mikha adalah memperbesar Israel dan Israel yang telah dijanjikan Allah suatu kemulian. Namun apalah daya, cita-citanya direngkuh oleh tokoh kemunduran moral para pemimpin religius, ketidakadilan hukum, korupsi dan diskriminasi.

Menurut Mikha, moral dan kemunduran moral yang dilakukan oleh peleburan kaum kafir dengan Israel yang menghasilkan timbulnya sinkretisasi agama dan penyembahan berhala. Penyembahan berhala berarti orang Israel tidak setia atau menyimpang dari perjanjian Allah dengan mereka. Maka, konsekuensi ketidaksetian orang-orang bangsanya kepada Allah membawa bangsa ini kepada pencobaan. Allah menghukum ketidaksetian mereka.

Peristiwa kehancuran Samaria adalah bentuk melahirkan Allah. “Kaum Yakub harus lebih dulu siksaan yang dahsyat dan dukacita, dan selama itu nubuat akan bungkam, dosa-dosa akan menjadi kentara. Kemudian akan diperingkat kemusnahan wafat dan orang Israel akan dibawa tertawan di tengah-tengah bangsa-bangsa lain, hal yang sangat memalukan mereka”. Mikha berteologi bahwa ‘kerendahan hati, alih-alih, dan berlaku adil, harus menjadi kenyataan dalam hidup harian orang-orang, yang ingin menyenangkan hati Allah’.

Sumbangan Kitab Mika

Apa kontribusi Mikha untuk teologi kontekstual Gereja di Indonesia? Gereja Indonesia dan pengalaman yang sama dengan jaman Mikha. Gereja hadir di tengah Indonesia dan berjumpa langsung dengan topik korupsi, perdagangan manusia, jurang yang lebar antara yang miskin dan yang kaya, serta diskriminasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

Suara kenabian Mikha terkeras menjadi suara Gereja lokal yang berseru-seru melawan Korupsi, ketidakadilan, karena oleh kelompok tertentu, ekplotasi yang nampak dalam penghancuran ekosistem di beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan dan Papua.

Dalam Injil, terlukis misi Yesus bahwa Ia datang untuk membawa pembebasan bagi yang tawan, menyembuhkan yang sakit dan yang terbaik bagi semua orang, kemudian gereja sebagai mempelai Kristus memiliki tugas yang sama untuk pembebasan banyak orang dari berbagai pengalaman “sakit’.Kita semua diajak untuk meniru dan pelaksanaan pesan Nabi Mikha ini.

Previous article
Next article
avatar
RP Tarsi Asmat, MSF
Anak kampung suka mancing. Kalau dipancing pasti dikencing. Kalo sudah dikencing pasti ketawa. Kena kerjain loh!

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini