26 C
New York
Saturday, September 21, 2024

Bukti Yesus Adalah Tuhan, Dasar untuk Percaya terhadap Ketuhanan Yesus

Sepanjang sejarah umat manusia, ada banyak sekali orang yang mengklaim diri sebagai utusan Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri. Pengakuan-pengakuan semacam itu tentu tidak bisa dipercaya begitu saja melainkan harus diuji terlebih dahulu kebenarannya. Cara mengujinya bagaimana? Caranya sederhana. Cukup tanyakan kepada mereka dua pertanyaan berikut:

Pertama, apakah kedatangannya sudah diberitakan sebelumnya? Sebab, jika Allah ingin datang atau hendak mengutus seseorang ke muka bumi ini, pastilah Ia membiarkan kita mengetahuinya. Tidak mungkinlah Allah datang atau mengutus seseorang secara diam-diam. Dan, kedua, apakah yang bersangkutan bisa mengadakan mukjizat? Sebab, jika seseorang berasal dari Allah, pastilah kuasa Allah menyertai dia. Adanya mukjizat membuktikan bahwa Roh Allah ada pada-Nya.

[postingan number=3 tag= ‘adven’]

Dari semua orang yang pernah mengklaim diri sebagai utusan Tuhan atau Tuhan, hanya Yesus satu-satunya tokoh yang mampu menjawab ‘YA’ terhadap kedua pertanyaan di atas. Ia diberitakan jauh sebelum kedatangan-Nya. Pemberitaan tentang kedatangan-Nya bukan saja disampaikan oleh satu orang, melainkan oleh banyak orang.

Nabi Yesaya merupakan salah satu dari tokoh-tokoh Kitab Suci yang memberitakan kedatangan Yesus. “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes. 7:14). Gereja perdana membaca kutipan ini sebagai nubuat kelahiran Kristus.

Nabi Mikha yang hidup sezaman dengan Nabi Yesaya memperjelas berita tentang kedatangan Sang Immanuel (Yes. 7:14). Menurutnya, Mesias akan lahir di Betlehem, kota Daud. Kelahiran-Nya di Betlehem menegaskan bahwa Mesias yang akan datang sungguh keturunan Daud.

“Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Ia  akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN” (Mi. 5:1, 3).

Lantas, bagaimana dengan kuasa untuk membuat mukjizat? Dari Kitab Suci kita tahu bahwa semasa hidup dan karya-Nya, Yesus melakukan banyak sekali mukjizat. Mukjizat-mukjizat itu berupa pengusiran setan, menyembuhkan orang sakit, mengendalikan alam, hingga membangkitkan orang yang telah meninggal. Yesus bisa melakukan itu semua karena Ia mempunyai kuasa.

Yesus mempunyai kuasa untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa. Itu membuktikan bahwa kuasa Allah ada pada-Nya. Ia memiliki kemanusiaan yang normal sekaligus keilahian yang lengkap. Keilahian-Nya tidak dimiliki oleh manusia mana pun. Kemanusiaan-Nya yang normal menunjang semua kegiatan normal-Nya dalam daging, sementara keilahian-Nya melaksanakan pekerjaan Tuhan sendiri. Dengan demikian, tidak ada keraguan untuk percaya bahwa Yesus adalah Allah yang mengambil rupa manusia. Dialah Tuhan yang berinkarnasi.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini