Sebelum kemunculan Islam, Turki bukanlah “Negara seribu kubah.” Wilayah Anatolia dikuasai oleh Kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur dan menjadi salah satu pusat peradaban kekristenan, selain Roma, Yerusalem, Antiokhia, dan Alexandria, sehingga dapat dikatakan “Negara seribu Salib.” Salah satu gereja kuno yang pernah ada akhir-akhir ini ditemukan oleh arkeolog. Reruntuhan gereja kuno tersebut dibangun pada tahun 390 Masehi seperti dilansir dari Live Science. Lokasi gereja itu tersembunyi di bawah Danau Iznik, yang berjarak sekitar 140 kilometer dari Istanbul.
Gereja ini ditemukan tahun 2014 oleh Mustafa Sahin, seorang kepala departemen arkeologi Bursa Uludag University. Ia menemukan setelah mempelajari foto-foto udara daerah Danau Iznik yang dimiliki petugas Surveyor pemerintah. “Ketika pertama kali melihat gambar udara danau, saya sangat terkejut untuk melihat struktur bangunan gereja begitu jelas terpampang,” ujar Mustafa kepada Live Science. Padahal saya melakukan survei lapangan di Iznik sejak 2006 dan saya belum pernah menemukan struktur indah seperti itu,” lanjut dia. Reruntuhan gereja berada tiga meter di bawah air danau dan berjarak sekitar 50 meter dari pesisir Danau Iznik. Arkeolog menduga gereja tersebut memiliki gaya Romawi, basilika yang dibangun di pesisir danau pada tahun 390 Masehi. Sebelumnya Iznik dikenal dengan nama Nicea, sedangkan Istanbul dikenal dengan nama Konstantinopel.
Gereja kuno itu diperkirakan tenggelam pada tahun 740 Masehi, ketika terjadi gempa bumi. Mustafa Sahin dan Alinur Aktas, Walikkota Bursa, berencana untuk menjadikan situs gereja sebagai museum bawah air pertama di Turki. Semua temua situs gereja akan dipamerkan dalam museum tersebut, seperti dilansir dari Daily Sabah. Selain itu, Museum juga memberikan fasilitas kepada pengunjunga untuk menyelam, menjelajahi situs gereja siang dan malam. Selain itu dilengkapi dengan menara setinggi 20 meter agar pengunjung bisa melihat reruntuhan gereja dari pesisir danau.
Sejak 2015, Mustafa Sahin dan tim telah menggali situs gereja itu. Danau dipenuhi oleh ganggang sehingga mengganggu penglihatan para penyelam dalam melakukan penggalian. Oleh sebab itu tim arkeolog menggunakan alat penyedot untuk membawa hasil galian ke pesisir danau. Setelah itu mereka melakukan pencarian artefak dengan cara mengayak hasil galian. Mustafa Sahin mengatakan bahwa mereka telah menemukan kuburan yang terletak di bawah altar. Selain itu ditemukan pula koin-koin kuno dari zaman kekuasaan Kaisar Romawi Valens (364 M hingga 378 M). Selanjutnya, ditemukan juga koin dari masa kekuasaan Kaisar Valentinus II (375 M hingga 392 M). Berdasarkan penemuan itu, tim Arkeolog menyimpulkan bahwa gereja dibangun setelah tahun 390 Masehi. Gereja diduga didedikasikan kepada St. Neophytos, yang dieksekusi oleh Kaisar Diocletian pada tahun 303 Masehi.
Selain temuan gereja, Mustafa Sahin menjelaskan bahwa ada temuan kuil pagan. Menurutnya, gereja itu dibangun di atas kuil pagan yang menyembah Dewa Apollo dan dewa Matahari. Berdasarkan catatan sejarah, Kaisar Commodus (180 Masehi-192 Masehi), pernah membangun kuil penyembahan Apollo di Nicea yang terletak tidak jauh dari benteng kota pada masa itu.
Editor: Silvester Detianus Gea