Hadir sebagai Penolong yang Sepadan: Renungan Pekan Biasa V, 09 Februari 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kej. 2:18-25; Injil: Mrk. 7:24-30
[postingan number=3 tag= ‘tuhan-yesus’]
‘Caranya bisa berbeda-beda, tetapi kita semua dipilih Tuhan untuk hadir sebagai penolong bagi sesama’
Sejak awal penciptaan dunia, Allah telah membangun sebuah komunitas kecil yakni keluarga. Di dalam keluarga inilah setiap anggota memiliki kedudukan yang sepadan, artinya memiliki harkat dan martabat yang sama. Namun dalam budaya tertentu, perempuan memiliki kedudukan yang lebih rendah dari laki-laki sehingga perempuan sering mengalami kekerasan. Atau dalam kasus yang lain, jika belum lahir anak laki-laki dalam keluarga maka terasa belum lengkap kebahagiaan keluarga. Dalam bacaan hari ini, Allah bersabda: “Tidak baik manusia itu hidup seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong yang sepadan dengan dia”.
Binatang-binatang adalah mahluk hidup yang pertama dibawa oleh Allah kepada manusia. Tindakan Allah ini mau menegaskan bahwa sebagai manusia, kita harus hadir sebagai pribadi yang ekologis: peduli dengan keutuhan ciptaan, memelihara lingkungan hidup dan berjuang untuk memulihkan kembali bumi.
Karena manusia tidak menemukan penolong yang sepadan dengan dia dari binatang-binatang yang ada, maka Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk laki-laki. Maka perempuan menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki yang harus dihargai dan dicintai seperti Allah yang menghargai dan mencintai kita. Maka dapat dikatakan bahwa kita semua dipanggil dan diutus untuk menjadi penolong yang sepadan bagi sesama.
Namun kadang tidak semua manusia hadir sebagai penolong. Hal ini terjadi karena egoisme manusia. Maka penolong sejati bagi manusia adalah Tuhan. Inilah yang dialami oleh perempuan Siro-Finesia yang anaknya kerasukan roh jahat. Ia datang dan memohon pertolongan pada Yesus; dan karena imannya maka anaknya mengalami kesembuhan.
Kita semua dipanggil dan diutus untuk menjadi penolong yang sepadan bagi sesama. Artinya kita harus menolong sesama tanpa membeda-bedakan atau merendahkan karena setiap orang memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah. Apakah aku sudah menjadi penolong bagi sesama? Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
Fluere – Mu-Sa-Fir


