16 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Kata Yesus: Barangsiapa tidak Melawan Kita, Ia Ada di Pihak Kita

Barangsiapa tidak Melawan Kita, Ia Ada di Pihak Kita: Renungan Harian Katolik, Minggu 30 September 2018 — JalaPress.com; Injil: Mrk: 38-43.45.47-48

[postingan number=3 tag= ‘tuhan-yesus’]

Injil hari ini menceritakan kepada kita bagaimana murid-murid Yesus merasa jengkel ketika melihat seseorang – yang bukan pengikut Yesus – mengusir setan dalam nama Yesus.

Mereka berpikir bahwa mestinya kuasa untuk mengusir setan dalam nama Yesus hanya boleh dimiliki oleh para pengikut Yesus, bukan yang lain. Itulah sebabnya mereka memberitahu Yesus bahwa mereka sudah mencegah orang itu.

Mereka berharap bahwa ketika mereka memberitahukan hal itu kepada Yesus, Yesus akan mendukung apa yang sudah mereka lakukan terhadap orang itu. Ternyata, reaksi Yesus justru sebaliknya. Yesus melarang mereka. Yesus bilang “Janganlah kamu cegah dia! Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.

Kok Yesus malah melarang murid-murid-Nya untuk mencegah orang itu? Mengapa Ia tidak mendukung saja apa yang sudah dilakukan oleh para murid-Nya terhadap orang itu?

Yesus tidak mau mencegah orang yang mengusir setan dalam nama-Nya sebab Ia melihat ada tujuan baik di balik perbuatan orang itu; meskipun Ia sendiri tahu bahwa orang itu bukan pengikut-Nya. Yesus tidak ingin membatasi niat orang untuk berbuat baik.

Lantas, apa yang membuat para murid ngotot untuk mencegah orang itu? Sebenarnya, para murid juga tahu bahwa apa yang dilakukan oleh orang itu tidak berlawanan dengan ajaran Yesus. Hanya saja mereka merasa sakit hati melihat kemampuan yang dimiliki oleh orang itu; sebab selama ini mereka berpikir bahwa hanya orang-orang yang dekat dengan Yesuslah yang layak mengusir setan dalam nama Yesus. Para murid mempersoalkan perbuatan orang itu sebab bagi mereka, siapapun yang bukan murid Yesus, tidak layak melakukan pengusiran setan dalam nama Yesus. Dengan demikian, sekarang kita bisa melihat bahwa Yesus tidak mencegah orang itu sebab Ia melihat ada tujuan baik di balik perbuatan orang itu – sementara para murid mencegah orang itu sebab mereka melihat bahwa orang itu tidak layak untuk mengusir setan dalam nama Yesus.

Berangkat dari cara pandang yang berbeda itu, maka Yesus membuka pikiran para murid-Nya dan mengajak mereka untuk melihat lebih jauh. Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa ketika mereka melihat suatu kejadian, pertama-pertama yang harus dilihat adalah apakah peristiwa itu mendatangkan kebaikan atau justru sebaliknya, mendatangkan kesesatan. Segala hal menyangkut layak atau tidaknya bisa dipikirkan belakangan. Dengan demikian, kalau suatu perbuatan itu tujuannya baik, maka tidak perlu dipermasalahkan.

Selanjutnya, Yesus menerangkan kepada para murid-Nya  bahwa sebenarnya yang membuat orang tersesat bukanlah ulah orang lain melainkan akibat dari perbuatan mereka sendiri.

Banyak orang jatuh ke dalam dosa bukan karena dijatuhkan oleh orang lain tetapi lebih karena orang bersangkutan tidak mampu mengontrol dirinya sendiri. Itulah sebabnya Yesus bilang, “Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah”. Dengan kata lain, janganlah kita mempersalahkan orang lain ketika kita jatuh ke dalam dosa, tetapi perhatikanlah apa yang sudah kita lakukan. Tak jarang kita sibuk mencibir orang lain dan mengkambinghitamkan orang lain sebagai penyebab masalah kita, sementara kita lupa bahwa justru kita sendirilah yang membuat diri kita jatuh ke dalam dosa.

Injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa kita mesti menjaga diri kita sendiri supaya tidak tersesat. Kadang kita merasa diri lebih suci dan lebih layak dari orang lain. Kita lupa bahwa kita juga melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu, sekali lagi kita diingatkan bahwa tugas utama kita adalah mengawasi perbuatan kita sendiri, bukan perbuatan orang lain.

Injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa kita mesti menjaga diri kita sendiri supaya tidak tersesat.

Kalau kita mau supaya orang lain tahu bahwa kita adalah pengikut Yesus, maka berilah kesaksian lewat berbagai perbuatan baik yang kita lakukan. Kalau orang lain yang bukan pengikut Yesus saja bisa menunjukkan perbuatan baik, mengapa kita sebagai pengikut Yesus tidak bisa berbuat lebih baik dari apa yang mereka lakukan? Semoga kita semakin menjadi pengikut Yesus yang baik. Amin.

Previous article
Next article
avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini