8.3 C
New York
Friday, April 19, 2024

Kitab Kebijaksanaan: Sering Dikutip, tapi Banyak Disalah-mengerti

Kali ini kita membahas tentang Kitab Kebijaksanaan. Jumlahnya ada enam. Yang termasuk di dalamnya adalah: Kitab Ayub, Kitab Amsal, Kitab Pengkhotbah, Kitab Kidung Agung, Kitab Kebijaksaan Salomo, dan Kitab Yesus Putra Sirakh.

Nama lain untuk kelompok Kitab Kebijaksanaan adalah Hikmat. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari kita campurkan keduanya; sehingga menjadi hikmat-kebijaksaan.

Mengapa disebut Kitab Kebijaksanaan, Kitab Hikmat, atau Kitab Hikmat Kebijaksanaan? Jawabannya: karena isinya berupa nasehat-nasehat bijaksana yang lahir dari pengamatan atau pengalaman para penulisnya. Jadi, kitab-kitab ini tidak berisi tentang tindakan dan karya Tuhan; juga tidak berbicara sebagai umat Tuhan secara keseluruhan, melainkan berbicara tentang masing-masing orang dan kehidupan sehari-hari.

Namun, para penulisnya tetap menyadari bahwa kebijaksanaan sejati berasal dari Allah dan merupakan anugerahnya. Tuhanlah yang memberi nasehat yang berguna kepada setiap orang yang menaati hukum Tuhan.

Isi Kitab Kebijaksanaan sangat dekat dengan pengalaman nyata kita setiap hari. Makanya, jika kita perhatikan, isi dari kitab-kitab ini banyak dikutip orang, entah sekedar untuk update status di medsos, sebagai penambah perbendaharaan kata-kata mutiara, atau juga untuk memotivasi orang lain. Jenis sastra yang digunakan dalam Kitab Kebijaksanaan adalah puisi. Berikut beberapa contoh kutipan dalam Kitab Kebijaksanaan:

  • “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya” (Pkh. 3:1)
  • “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Ams. 17:22).
  • “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana” (Ams. 19:21).
  • “Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-nyerukan kebodohan” (Ams. 12:23).

Meski banyak dikutip, tidak sedikit orang juga gagal paham terhadap isi kitab ini. Sebagai contoh, Kitab Kidung Agung. Ada banyak sekali bahasa kiasan di situ. Kidung Agung ditulis dengan gaya puisi cinta. Seringkali pilihan kata-katanya sangat vulgar dan sensual. Inilah yang membuat banyak orang gagal paham. Ketika mereka membaca isi Kitab Kidung Agung, mereka langsung bilang: “Wah, parah. Kitabnya orang Kristen rupanya kata-katanya vulgar dan porno”. Padahal, kitab manapun tidak pernah boleh ditafsirkan secara literal.

Jangan dikira bahwa arti dari Kitab Kidung Agung sevulgar seperti yang tertulis itu. Tidak. Kitab Kidung Agung menggambarkan kasih mesra antara Tuhan dengan manusia, ciptaan-Nya. Hanya memang penggambarannya menggunakan kiasan hubungan antara lelaki dan perempuan sebagai kekasih.

Jangan lupa bahwa Kitab Suci itu ditulis pada zaman tertentu, oleh orang tertentu, dengan latarbelakang dan gaya bahasa tertentu. Gaya penulisan a la Kidung Agung adalah ciri khas bentuk sastra pada zamannya. Orang-orang zaman itu, ketika mereka mengungkapkan hubungan mereka dengan Tuhan, cara penulisannya memang seperti ini.

Jangankan zaman dahulu kala, beberapa tahun yang lalu dengan zaman sekarang saja sudah berbeda gaya sastranya. Contoh, lagunya Obbie Messakh: “Antara Benci dan Rindu”. Dulu orang-orang suka mendengarkan lagu ini. Tapi, coba diperdengarkan kepada anak-anak muda zaman sekarang, pasti mereka akan bilang ‘aneh’ lagunya. Mengapa aneh? Karena di dalam syair lagunya ada kalimat aneh. Di situ dikatakan: “Kita bercerita tentang langit biru. Di sana harapan dan impian”. Buat apa kita bercerita tentang langit biru? Apa tidak ada lagi obrolan yang lain?

Orang-orang yang hidup sezaman dengan Obbie Messakh tentu tidak keberatan dengan kalimat itu. Boleh jadi, mereka juga paham maksudnya. Nah, jika sekarang kita tidak paham, masuk akal. Tapi, jangan cepat-cepat bilang ‘aneh’. Coba tanyakan dulu kepada generasi zaman old atau kalau perlu tanyakan langsung kepada Obbie Messakh.

Begitu juga dengan Kitab Kidung Agung. Mestinya mereka tidak langsung bilang ‘vulgar’ dan ‘porno’. Coba tanyakan dulu kepada para romo, atau baca tafsirnya kalau sempat. Jangan langsung bikin pernyataan yang sembarangan. Kasihan yang tidak tahu apa-apa, mereka percaya saja. Padahal, mereka sama-sama tidak tahu.

Penulis dari Kitab Kebijaksanaan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar hidup mereka. Mereka mengungkapkan kebesaran dan kemuliaan Allah serta karya-karya Allah di tengah-tengah mereka, dengan gaya bahasa yang khas mereka. Mereka juga memberikan nasihat-nasihat berkaitan dengan kehidupan praktis, terutama menyangkut hubungan antar-sesama manusia.

Apa isi dari Kitab Ayub? Saya biasa memakai tulisan dari Ayub pada saat Misa Arwah. Kalimat yang paling sering dikutip dari Kitab Ayub adalah: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21).

Kitab Ayub menceritakan kisah hidup Ayub yang begitu saleh. Hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Namun, dengan caranya sendiri, Tuhan mencobai Ayub. Tuhan mengambil segala sesuatu yang dimiliki oleh Ayub. Mengalami hal itu, Ayub tidak gusar, melainkan ia tetap tabah. Ia menerima semua pengalaman pahitnya itu dan tetap percaya kepada Tuhan. Akhirnya, Tuhan mengembalikan kepada Ayub segala sesuatu yang pernah diambil darinya. Pertanyaan pokok dari Kitab Ayub adalah: “Mengapa orang saleh dan tidak bersalah hidupnya penuh dengan penderitaan?”

Apa isi dari Kitab Amsal? Kitab Amsal memuat wejangan-wejangan, pepatah, dan ajaran dari orang bijak yang lebih berkaitan dengan budi pekerti dan tidak banyak berhubungan dengan Tuhan. Di dalam kitab ini disajikan sejumlah ajakan untuk hidup sesuai dengan nasihat-nasihat dari orang-orang bijak. Contoh-contohnya sudah saya sebutkan tadi.

Apa isi Kitab Pengkhotbah? Kitab Pengkhotbah mengungkapkan pandangan penulisnya bahwa hidup di dunia ini kurang bermakna; dan bahwa kebahagiaan duniawi itu bersifat sementara saja. Penulis kitab ini mengungkapkan adanya hidup abadi yang jauh lebih bermakna dari hidup di dunia ini.

Apa isi Kitab Kebijaksanaan Salomo? Kitab ini berbicara mengenai kejahatan, kegembiraan, penderitaan, dan kematian. Kitab ini juga menggambarkan keberadaaan Tuhan.

Apa isi Kitab Yesus Putra Sirakh? Penulis kitab ini memperkenalkan diri sebagai Yesus bin Sirakh bin Eleazar, dari Yerusalem. Ini bukan Tuhan Yesus Kristus, tapi Yesus yang lain. Nama sama, tapi orangnya berbeda. Kitab ini berisi permenungan dan pengajaran dari Yesus Putra Sirakh mengenai berbagai masalah kehidupan.

avatar
Tim Redaksi
Bagi siapa saja yang tertarik untuk menjadi penulis di portal ini, silahkan menghubungi kami di alamat email yang sudah tertera. Kiranya portal ini mampu menjala setiap hati serta mampu membawa kabar baik untuk semua orang.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini