13.2 C
New York
Tuesday, November 5, 2024

Ragi Orang Farisi dan Ragi Herodes — Renungan Harian

Ragi Orang Farisi dan Ragi Herodes: Renungan Harian Katolik, Selasa 19 Februari 2019 — JalaPress.com; Bacaan I: Kej. 6:5-8; 7:1-5,10; Injil: Mrk. 8:14-21

Tuhan Yesus memperingatkan para murid-Nya supaya jangan terpengaruh dengan ragi orang-orang Farisi dan ragi Herodes. Apa itu ragi? Kita tahu bahwa ragi adalah pengawet makanan. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.

Berbeda dengan arti yang sesungguhnya, ‘ragi’  dalam konteks perkataan Yesus memiliki konotasi negatif. Makanya, Ia berkata kepada para murid-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes” (Mrk. 8:15).

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, ragi melambangkan dosa dan pencemaran dunia. Maka, ketika Tuhan menetapkan Paskah bagi orang-orang Israel, Ia meminta mereka supaya menyelenggarakan Hari Raya Roti Tak Beragi ketika memasuki tanah Kanaan.

Roti tak beragi itu sendiri melambangkan pertobatan, penolakan terhadap dosa, dan penyerahan kepada Tuhan. Dikatakan bahwa berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh dimakan sesuatu pun yang beragi” (Kel. 13:3).

Dengan menyebut ragi orang Farisi dan ragi Herodes, Yesus bermaksud supaya para murid-Nya tidak mengikuti jejak buruk kedua kelompok itu. Baik orang Farisi maupun Herodes selalu diceritakan sebagai orang-orang yang munafik dan tidak mengindahkan perintah Tuhan.

Herodes dikenal luas sebagai orang yang suka menghalalkan segala cara demi kepentingan politiknya. Dialah yang membunuh Yohanes Pembaptis. Ia gagal paham terhadap pengajaran Yesus. Ia melihat Yesus sebagai pembuat mukjizat yang populer yang mengancam kewibawaannya sebagai pemimpin politik; sehingga dia jugalah yang nantinya membunuh Yesus (lih. Luk.13:31).

Sementara itu, orang Farisi menganggap diri mereka lebih benar karena merasa telah menjalankan perintah Allah dibandingkan semua orang, sehingga mereka tidak perlu belas kasihan dan pengampunan dari Allah (lih. Luk.18:9-14). Sama seperti Herodes, mereka juga gagal paham terhadap pengajaran Yesus. Mereka melihat Yesus sebagai pembuat mukjizat yang populer yang mengancam kewibawaan mereka sebagai pemimpin agama.

Nah, Yesus meminta para murid-Nya supaya jangan sampai terpengaruh dengan cara berpikir dari orang-orang Farisi dan Herodes itu. Namun, karena para murid itu tidak membawa bekal roti, mereka tidak mengetahui maksud Yesus. Yesus meyakinkan para murid-Nya itu bahwa mereka juga salah memahami diri-Nya, sama seperti orang Farisi dan Herodes.

Yesus memaksudkan sesuatu yang lain, para murid menangkapnya lain. Yesus ngomong soal ragi orang Farisi dan ragi Herodes, mereka berpikir soal roti (makanan). Makanya, Tuhan Yesus menegur para murid-Nya itu dengan melontarkan kalimat yang sangat keras. Yesus berkata kepada mereka: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?” (Mrk. 8:17).

Gagal paham seperti yang dialami oleh para murid ini juga seringkali terjadi di dalam kehidupan kita setiap hari. Orang berbicara lain, kita mengertinya lain. Ada mis-komunikasi. Kenyataan seperti ini makin meningkat saat ini sebab banyak orang sudah tidak fokus lagi mendengarkan pembicaraan orang lain yang ada di depannya. Apa yang mereka buat? Mereka sibuk main HP. Maka, jangan heran jika saat ini banyak sekali terjadi gagal paham dan salah pengertian.

Kita harus mengakui bahwa banyak perilaku menyimpang terjadi karena orang tidak mengerti pesan yang disampaikan. Mengapa hal itu terjadi? Karena mereka tidak mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Anak-anak, misalnya, berperilaku menyimpang karena mereka tidak mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh orang tuanya.

Dalam cerita Kitab Suci, kita banyak kali mendengar atau membaca kisah-kisah mengenai bagaimana manusia tidak mengindahkan pesan penting yang disampaikan oleh Tuhan. Tuhan memberikan perintah dan larangan, tapi manusia mengabaikannya. Makanya, dalam bacaan pertama hari ini dikatakan bahwa ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”

Tuhan Yesus mau supaya kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh setiap pengajaran-Nya agar kita tidak gagal paham seperti Herodes, orang Farisi, maupun para murid-Nya. Pahamilah firman Tuhan, lalu dilaksanakan dalam kehidupan setiap hari.

Pesan dari Tuhan Yesus kepada para murid-Nya juga ditujukan kepada kita. Jangan pernah meniru sikap dari orang-orang Farisi dan Herodes. Jangan menghalalkan segala cara atas alasan apapun. Juga, jangan menganggap rendah orang lain. Kita semua sama di mata Tuhan.

Tuhan mengasihi kita, sama seperti Ia mengasihi Nuh; asalkan kita mau mengerti sabda-Nya, dan berusaha untuk mewujudkannya di dalam kehidupan kita setiap hari. Hanya dengan cara itu, kita dapat selamat dari murka Tuhan. Amin.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini