-1 C
New York
Saturday, February 8, 2025

Maksud Perkataan Yesus ‘Aku Datang Bukan untuk Membawa Damai, melainkan Pedang’

Aku Datang Bukan untuk Membawa Damai, melainkan Pedang: Renungan Harian Katolik, Kamis 25 Oktober 2018 — JalaPress.com; Injil: Luk. 12:49-53

[postingan number= 3 tag= ‘tuhan-yesus’]

Saudara-saudari yang terkasih, selama ini yang kita tahu bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan kita, menyatukan kita, dan membawa damai di antara kita. Makanya, kata-kata Yesus di dalam Injil hari ini cukup mencengangkan kita; dan karenanya dianggap problematis oleh sebagian orang. Tuhan Yesus bersabda: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Segelintir orang lalu mengambil kesimpulan secara suka-suka bahwa kalau demikian Yesus ternyata datang untuk memecah belah, dan bukannya datang untuk mempersatukan, sebagaimana yang kita yakini selama ini. Kalau begitu, Ia mengajarkan kekerasan, dan bukan damai, dan seterusnya. Pertanyaan bagi kita: benarkah Yesus seperti itu? Lantas, bagaimana seharusnya kita mengartikan ayat ini?

Jawabannya sederhana: Yesus sama sekali tidak pernah mengajarkan kekerasan. Titik. Coba perhatikan, dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di dalam Perjanjian Lama dan juga tulisan-tulisan di dalam Perjanjian baru, Sang Mesias yang terpenuhi dalam diri Yesus itu tidak pernah mengajarkan kekerasan, melainkan kasih. Kasih inilah yang membawa Yesus pada kematian-Nya di kayu salib.

Satu contoh kongkrit, ketika Petrus memotong telinga seorang algojo yang hendak menangkap Yesus, Yesus berkata kepada Petrus: “Masukkan pedang itu kembali kepada sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirimkan lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” (Mat. 26:52-53).

Kalau demikian, bagaimana seharusnya kita memahami perkataan Yesus ini? Tentu saja perkataan yang diucapkan oleh Yesus di dalam bacaan Injil hari ini tidak pernah boleh dilepas-pisahkan dari konteksnya. Konteksnya jelas: Yesus sedang berbicara kepada orang-orang dari bangsa-Nya sendiri, yaitu dari kalangan orang-orang Yahudi.

Kita tahu bahwa kedatangan Yesus membuat orang-orang Yahudi terpecah. Ada yang tetap mempertahankan keyahudiannya, tetapi ada juga yang memilih  mengikuti Yesus.

Mereka yang memilih mengikuti Yesus terpaksa harus mengalami pertentangan dengan keluarganya sendiri. “Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya” (Luk. 12:53).

Orang Yahudi yang keras dengan keyahudiannya jelas marah ketika ada anggota keluarganya pindah haluan, dan memilih jalan lain (mengikuti Yesus). Dengan memilih mengikuti Yesus, pastilah mereka akan berselisih-paham dengan keluarganya dan dimusuhi oleh orang-orang Yahudi yang lain; sehingga mereka harus menanggung derita, disingkirkan dari tengah-tengah keluarga.

Persis dalam konteks itulah Yesus menyampaikan perkataan ini. Yesus di sini berbicara soal resiko yang harus ditanggung oleh setiap orang yang memilih mengikuti jejak-Nya. Jadi, di sini Yesus tidak sedang berbicara soal tujuan dari kedatangan-Nya, melainkan tentang akibat dari mengikuti jejak-Nya.

Akhirnya, kita harus belajar dari Yesus, bahwa tidak semua pilihan yang baik bisa diterima begitu saja oleh banyak orang. Kadang-kadang pilihan baik kita tidak selalu mulus, namun meski mempunyai resiko, kita harus berdiri teguh dengan penuh kasih untuk mewartakan kebenaran. Amin.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini