Setan atau Iblis seringkali diasosiasikan dengan gambaran-gambaran yang menyeramkan dan menakutkan. Kata orang-orang, ia menyerupai manusia yang memiliki tanduk, menyerupai manusia dengan wajah yang rata atau hancur, menyerupai perempuan yang memiliki rambut panjang yang diurai menutupi wajah, dan sebagainya.
[postingan number=3 tag= ‘setan’]
Seperti apapun gambaran yang berkembang di masyarakat tentang setan, yang pasti Gereja Katolik mempunyai pandangannya sendiri. Gereja Katolik memandang setan sebagai malaikat yang sedari awal diciptakan dengan hakikat yang baik. Dan, jelaslah, Allah menciptakan banyak sekali malaikat. Sebagai ciptaan, tentu mereka bergantung pada Allah. Tapi, Allah menganugerahi mereka kebebasan. Karena bebas, mereka pun memiliki kemungkinan untuk meniadakan ketergantungannya kepada Allah. Dan benar saja, dosa mereka adalah penyalahgunaan kebebasan itu. Mereka ingin bebas dan dipersamakan dengan Allah. Mereka memberontak dan memisahkan diri dari kebaikan Allah, dan menjadi jahat. Akibatnya, sepertiga dari mereka jatuh dan menjadi apa yang kita kenal sebagai malaikat yang jatuh, yakni para iblis.
Gereja Katolik memandang setan sebagai malaikat yang sedari awal diciptakan dengan hakikat yang baik.
Nabi Yesaya menulis tentang malaikat yang jatuh itu sebagai berikut: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi” (Yes. 14:12-14).
Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa setan dapat menyerang manusia dan menyebabkan manusia menderita. Karena itu, setan adalah musuh yang harus diperangi dalam hidup beriman. Jangan sekali-kali bersekutu dengan setan. Kutipan ayat Kitab Suci berikut ini harus dijadikan dasar bagi kita untuk melawan setan.
“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:11-12).
Mampukah kita melawan tipu muslihat setan? Atau jangan-jangan kita justru bersekutu dengannya? Ingat, kita ini adalah anak-anak Allah, dan bukan pengabdi setan. Karena itu, janganlah takut terhadap setan. Sebaliknya, ‘Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kita dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis’.
Ya Tuhan bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.
Terima kasih atas artikel ini, bisa menambah wawasan sekaligus meneguhkan iman kita akan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat umat beriman.