Banyak orang Kristen non-Katolik berpikir bahwa karena hanya Allah yang bisa mengampuni dosa [Yes 43:25], maka para pendosa hanya bisa mengakukannya langsung kepada Allah [Mzm 32:5; Neh 1:4-11; Dan 9:3-19; Ez 9:5-10; Ez 10:11].
[postingan number=3 tag= ‘iman-katolik’]
Atas dasar inilah, mereka mengatakan bahwa pengakuan dosa di depan pastor tidak mempunyai acuan di dalam Kitab Suci. Apakah pendapat mereka itu benar? Mari kita lihat dasarnya di dalam Kitab Suci.
Dalam Perjanjian Lama disebutkan, jika seseorang melakukan kesalahan, maka dia harus membawa korban tebusan dan seorang imam harus mengadakan perdamaian bagi orang itu dengan Tuhan, sehingga pendosa tersebut dapat memperoleh pengampunan [Im 19:20-22]. Musa menjadi perantara antara bangsa Israel yang telah berbuat dosa dengan Tuhan [Kel 32:20]. Pertanyaannya, mengapa mereka tidak langsung meminta ampun saja kepada Tuhan, namun harus melalui imam dan juga nabi Musa? Hal ini disebabkan karena Tuhan seringkali memakai perantara, baik nabi maupun imam untuk menjembatani manusia dengan Tuhan.
Kemudian, ada yang mengatakan “Tapi kan konsep perantara hanya terjadi di Perjanjian Lama, sedang di Perjanjian Baru tidak ada lagi perantara, karena Yesus adalah perantara satu-satunya antara manusia dengan Tuhan [Lih 1 Tim 2:5; Ibr 3:1; Ibr 7:22-27; Ibr 9:15; Ibr 12:24].” Benarkah demikian? Mari sekarang kita melihat bukti bahwa Tuhan juga memakai perantara di dalam Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus tidak pernah melarang perantara sejauh perantara tersebut berpartisipasi dalam karya keselamatan Yesus. Sebagai contoh, pada saat Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, Ia menyuruh mereka untuk memperlihatkan diri mereka kepada para imam [Luk 17:12-14] agar para imam dapat menyatakan mereka tahir.
Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat di Korintus bahwa dia adalah utusan Kristus, dan dengan mendengarkan Rasul Paulus, maka sama saja mereka mendengarkan Kristus, karena Allah menasihati mereka dengan perantaraan para rasul [2 Kor 5:17-21]. Rasul Yakobus juga pernah mengatakan bahwa kita harus saling mendoakan dan mengakukan dosa [Yak 5:16]. Dengan ini, maka dapat disimpulkan bahwa mengaku dosa bukan hanya kepada Allah, namun juga melalui perantara yang ditunjuk oleh Allah, seperti Rasul Paulus, Rasul Yakobus, dll.
Jika kita membaca Kitab Suci secara teliti, Yesus sendiri justru memberikan kuasa kepada Gereja yang dilaksakan oleh para imam. Dalam Mat. 16:18-19, misalnya, Yesus berkata kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Juga dalam Yoh. 20:21-23 dikatakan bahwa Yesus berkata sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus”. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada”.
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Dari kutipan-kutipan tersebut di atas, tampak sekali bahwa Yesus memberikan penugasan dan otoritas yang begitu penting kepada para murid, yaitu otoritas untuk mengampuni dosa. Memang hanya Tuhan yang mempunyai hak untuk mengampuni dosa manusia, namun Yesus, Sang Imam Agung memberikan mandat kepada para murid untuk meneruskan misi keselamatan di dunia ini dengan otoritas untuk mengampuni dosa dalam nama Kristus.
Bagi kita orang Katolik, mandat Yesus tersebut jelas tidak hanya berlaku untuk para rasul dan murid-murid perdana, tetapi tetap berlaku sampai sekarang, yaitu bahwa para imam Gereja Katolik diberikan kuasa oleh Yesus sendiri untuk mengampuni dosa. Mengapa? Karena Gereja Katolik yang ada sekarang adalah Gereja yang sama yang diwariskan secara turun-temurun dari zaman para rasul.
Diolah dan dikembangkan dari: Katolisitas.org