-1.2 C
New York
Wednesday, January 15, 2025

Minggu Palma: “Merenungkan Misteri Yesus sebagai Raja yang Menderita”

Hari ini umat Katolik mulai memasuki Pekan Suci. Pekan Suci ini diawali dengan perayaan Minggu Palma. Dalam perayaan ini umat Katolik mengenang kembali Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan disambut oleh banyak orang dengan sorak-sorai. Mereka hendak menempatkan Yesus sebagai raja yang mereka nanti-nantikan.

Suasana sorak sorai ini digambarkan oleh penginil Markus: “Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” (Mrk. 11:8-10)

Tapi Yesus tak seperti raja dunia yang sering memimpin dengan tangan besi, haus kekuasaan, sewenang-wenang dan rakus. Ia juga tak seperti raja dunia yang gila harta, tahta dan aneka kenikmatan duniawi lainnya. Ia raja yang berbeda. Hal ini, antara lain, ditandai dengan caranya memasuki kota Yerusalem. Ia tidak menunggang kuda sebagaimana lazimnya raja duniawi pada zamannya. Kuda adalah simbol kegagahan, keberanian dan kuasa. Yesus lebih memilih keledai muda sebagai tunggangan-Nya. Keledai sering dianggap sebagai hewan yang bodoh. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah raja sederhana, miskin dan rendah hati. Ia tak memerintah dengan tangan besi. Ia tak seperti raja dunia yang sering memimpin pasukan untuk berperang melawan musuh. Yesus adalah raja yang memerintah dengan kasih, melalui kata-kata dan cara hidup-Nya. Ia lemah lembut; raja damai. Yang dikehendaki-Nya hanya kedamaian. Bukan permusuhan atau perang.

Setelah secara meriah merenungkan bagaimana Yesus disambut dengan sorak-sorai sebagai raja, umat beriman diajak merenungkan misteri penderitaan yang dialami oleh Yesus (Mrk. 14:1-15:47). Suasana sukacita serentak berubah menjadi suasana hening: merenungkan sengsara dan wafat Yesus Kristus. Apa sesungguhnya yang hendak disampaikan melalui kedua hal ini?

Sesungguhnya umat beriman diajak untuk menyadari bahwa Yesus yang diimaninya adalah adalah raja yang menderita. Selain raja yang miskin, sederhana dan rendah hati, ia juga raja yang menderita, bahkan tergantung di salib seperti penjahat walau Ia tak bersalah. Tapi penderitaan-Nya menyelamatkan dunia. Bahkan melalui peristiwa salib semua orang datang kepada-Nya: “Dan Aku, apabila Aku sudah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yoh. 12:32). Kata-kata Yesus ini dahsyat maknanya. Terbukti hingga saat ini masih banyak orang yang mau datang dan menyembah Dia yang ditinggikan di salib itu.

Penderitaan-Nya juga sebagai wujud ketaatan-Nya pada kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Ia memang raja yang taat pada kehendak Bapa. Ia raja yang mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Hal ini direnungkan dengan sangat indah dan mendalam oleh rasul Paulus.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp. 2:6-11)

Ketaatan Yesus bagaikan ketaatan Hamba Yahwe sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Yesaya.

“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yes. 50:4-7)

Perayaan hari ini seharusnya menggerakkan hati umat beriman untuk bersyukur atas apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Pemberian diri-Nya sebagai raja yang miskin, sederhana, rendah hati dan pembawa damai adalah teladan yang mengagumkan. Umat beriman juga diundang menjadi pribadi yang miskin di hadapan Allah, sederhana, rendah hati dan menjadi pembawa damai di tengah dunia.

Kesediaan-Nya untuk berkorban, menderita sengsara dan wafat di salib adalah hadiah terindah bagi kita. Sebab semuanya itu dilakukan-Nya demi cinta-Nya kepada Bapa dan demi keselamatan dunia. Ketaatan-Nya yang total pada kehendak Bapa dan pemberian diri-Nya yang tulus demi keselamatan dunia adalah teladan yang mengagumkan. Kita pun diundang terus belajar dari-Nya agar taat pada kehendak Bapa, bukan tunduk pada keinginan diri sendiri atau kehendak dunia yang kadang-kadang bertentangan dengan kehendak Bapa. Kita pun diundang untuk belajar berkorban: tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga orang lain. Kita memang perlu berkorban untuk orang lain, terutama untuk mereka yang menderita: menyapa, menemani dan mendoakan mereka atau memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kita. Yesus adalah teladan kita.

Selamat memasuki Pekan Suci!

RP Lorens Gafur, SMM
RP Lorens Gafur, SMM
Imam Misionaris Serikat Maria Montfortan (SMM). Ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 17 Juni 2016 di Novisiat SMM - Ruteng - Flores - NTT. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi, Widya Sasana - Malang - Jawa Timur.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini