Wahai Sultan, mengapa anda yang minta maaf, apakah mereka itu suruhan anda? Mengapa bukan pemotong salib yang minta maaf atau ditindak secara hukum?. Saya rasa Sultan itu memiliki kekuasaan di wilayah itu. Kalau Sultan minta maaf sudah pasti dimaafkan, tetapi mohon ditindak. Jangan sampai kami mempunyai pandangan lain, bahwa Sultan melindungi kelompok intoleran dengan cara minta maaf.
Saya merasa kecewa membaca berita dari berbagai media yang berisi permintaan maaf Sultan. Seperti saya katakan di awal, apakah Sultan ikut ambil bagian dalam peristiwa ini, sehingga meminta maaf. Logikanya yang melakukan adalah kelompok intoleran, sudah tentu mereka yang harus minta maaf dan bukan Sultan. Tindakan Sultan yang meminta maaf dapat berakibat multi tafsir. Harapan saya, mohon tuan Sultan menindak kelompok intoleran di wilayah kekuasannya. Tidak cukup dan sangat tidak cukup dengan kata ‘maaf’ apalagi dari Sultan.
Tuan Sultan yang terhormat, daerah anda termasuk Daerah Istimewa. Seharusnya tugas tuan untuk mengembalikan keistimewaan itu, dengan menegakkan keadilan terhadap setiap anak bangsa, apapun agamanya. Tentu Sultan tahu betul Indonesia memiliki hukum, memiliki aturan, memiliki UUD 1945 yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun terutama dalam kaitan dengan kebebasan beragama. Oleh sebab itu, saya menyimpulkan permintaan maaf Sultan tidaklah tepat. Malahan ini seolah menjadi tameng bagi kelompok Intoleran.
Salam