Bisa jadi setelah melewati suasana ramai, berjumpa dengan banyak orang, berada dalam ketegangan atau persoalan yang rumit, kamu merasa sepi, bosan dan tidak tahu mau berbuat apa lagi.
Disitulah hatimu sedang membutuhkan ruang bagi diri sendiri. Ruang untuk merenungkan makna kebersamaan atau hubungan, untuk menggali kembali hal baik yang sudah kamu peroleh atau berikan. Ruang untuk menjadi diri sendiri.
Disitulah hatimu sedang membutuhkan waktu bagi diri sendiri. Waktu untuk menangkap makna dari pengalaman sebelumnya, untuk mencerna apa kata orang tentang dirimu dan mendengarkan apa kata hati tentang diri. Waktu untuk introspeksi diri sendiri.
Kamu membutuhkan ‘Me Time’ karena bisa jadi dalam keramaian kamu tidak menemukan kedamaian, dalam kebersamaan kamu merasakan kecemasan, dalam perjumpaan kamu mendapat celaan atau hura-hura.
Kamu membutuhkan ruang dan waktu bagi diri sendiri dalam keheningan untuk menyegarkan hati yang lesu, jiwa yang lelah, pikiran yang kalut. Dalam ruang dan waktu sendiri, kamu menimba kekuatan baru untuk menghadapi perjumpaan atau interaksi selanjutnya.
Seperti tanaman yang butuh ruang dan waktu untuk pertumbuhan akar, penyerapan hara dan menerima cahaya matahari, demikian pula hati manusia perlu ruang dan waktu untuk diri sendiri.
P. Joseph Pati Mudaj, Msf


