2.9 C
New York
Tuesday, February 11, 2025

Sukacita Tuhan Mengusir Ketakutan dan Keraguan Kita – Renungan Hari Minggu Adven III

Sukacita Tuhan Mengusir Ketakutan dan Keraguan Kita: Renungan Hari Minggu Adven III, 11 Desember 2022 — JalaPress.com; Bacaan I: Yes. 35:1-6a,10; Bacaan II: Yak. 5:7-10; Injil: Mat. 11:2-11

Lilin ketiga yang berwarna merah muda sudah dinyalakan dan kita semakin dekat dengan perayaan peringatan kelahiran Tuhan yang kita tunggu-tunggu. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat” (Fil. 4:4-5). Inilah ajakan Tuhan dalam perayaan Minggu Adven ketiga yang biasa disebut sebagai Minggu Sukacita. Kedatangan Tuhan inilah yang menjadi alasan kita untuk bersukacita. Sejak semula misi kedatangan Tuhan tidak berubah dan kita diminta untuk mempersiapkan diri kita: menerima-Nya dan mewartakan Dia.

[postingan number=3 tag= ‘adven’]

Yesaya dalam bacaan hari bernubuat kepada umat Israel yang sedang dalam pembuangan di Babilonia. Allah, melalui Yesaya, ingin hadir dalam hidup dan perjuangan orang Israel. Yesaya tidak berbicara kepada orang yang segala sesuatu dalam hidupnya berjalan baik.  Yesaya justru bersuara kepada kita yang panik mengahadapi masalah. Sebagai nabi, Yesaya ingin berbisik kepada kita yang kebingungan dan ragu dengan pilihan hidup kita. Yesaya hadir dengan sabdanya untuk kita yang takut mendekati Tuhan. “Kuatkanlah hatimu, jangan takut! Lihatlah, Allahmu akan datang menyelamatkan kamu”. Tuhan akan datang untuk membawa pulang umat Israel kembali ke tanah kelahiran dan rumah mereka.

Rasul Yakobus dalam kerangka yang sama tentang penantian akan Tuhan meneguhkan para pengikut Kristus untuk sabar dalam penderitaan. Yakobus menjadikan petani sebagai teladan dalam membangun keutamaan tersebut. Waktu seorang petani menanti hasil panenannya adalah penantian yang aktif dengan sederet kerja dan perhatian: menjaga kebersihan dan memperhatikan proses tumbuh kembang tanaman dengan pupuk dan racun hama.  Proses panjang harus dilewati untuk menikmati hasil yang bernilai.

Dalam konteks penantian kedatangan Tuhan, Penginjil Matius ingin memberikan sisi lain dari Yohanes Pembaptis. Yohanes yang pada awal tampil ke publik dengan seruan pertobatan dan pengampunan dosa digambarkan sedang terpenjara. Kabar baik dan sukacita atas karya Tuhan menembus batas tembok-tembok penjara. Yohanes yang pernah memperkenalkan Kristus kepada murid-muridnya (Yoh. 1:29) sekali lagi mengarahkan para muridnya kepada Yesus. Ia ingin para muridnya memiliki pengalaman pribadi dan pertemuan dengan Tuhan. Yohanes ingin agar dengan mendengar dan melihat apa yang dilakukan Yesus para muridnya mendapat peneguhan iman akan Kristus yang ia ajarkan. Yesus menjawab harapan Yohanes: menjadikan Kristus sebagai guru spiritual baru. Yohanes ingin mengarahkan murid-muridnya pada jalan hidup baru, pengalaman baru, tantangan baru, hubungan baru dengan Tuhan serta cara baru untuk mencintai dan menjangkau orang lain.

Kita perlu membuka hati dan membiarkan Allah bekerja: mengubah hidup kita.

Penginjil Matius berusaha memberikan pandangan yang cukup seimbang tentang figur Yesus dan Yohanes Pembaptis serta hubungan antar keduanya. Pada mulanya Yesus mempresentasikan keagungan Tuhan dan keajaiban Allah yang hadir dalam tanda dan mujizat kepada murid-murid Yohanes. Yesus kemudian mempresentasikan Yohanes kepada orang banyak. Kebesaran Yohanes Pembaptis tampak dalam tugas menyiapkan jalan bagi Tuhan dan perannya sebagai saksi tentang Mesias.

Perubahan merupakan tantangan sekaligus rahmat dan kesempatan untuk menghidupkan iman dan kasih kristiani kita. Tantangan dan kesulitan dalam hidup kadang merupakan jalan kecil menuju kekudusan. Setiap umat beriman harus belajar untuk setia dan teguh dalam imannya di tengah krisis: keraguan dan ketakutan sekalipun. Yesus sebagai Mesias menunjukkan tanda-tanda kuasa kerajaan Allah. Ia selalu datang dan hadir dalam hidup kita dengan rahmat, cinta, pengampunan dan pelayanan. Kita perlu membuka hati dan membiarkan Allah bekerja: mengubah hidup kita.  Yesus memberikan kita kelimpahan hidup dan sukacita untuk menjadi saksi-saksi-Nya.

Kabar sukacita merupakan pokok pewartaan Gereja di mana dari dalam diri kita digali pengalaman perjumpaan dengan Yesus. Melalui perjumpaan dengan Yesus kita diharapkan untuk mau menjumpai orang lain di sekitar kita dan membagikan sukacita yang kita terima. Paus Fransiskus melalui surat Apostolik pertamanya Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) mengajak semua orang Katolik untuk terlibat dalam misi pewartaan Injil sebagai perjalanan transformasi dan reformasi hidup. Kisah kasih Tuhan yang lahir dan membaharui diri kita diharapkan bisa menjadi kado untuk sesama yang lain.

avatar
RP. Eimen Bhajo, CICM
Penulis adalah Imam Misionaris CICM. Saat ini berkarya di Paroki Santo Matius Halong, Keuskupan Banjarmasin.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini