Cinta Tuhan Meringankan Beban Kita: Renungan Hari Ini, 07 Desember 2022 — JalaPress.com; Bacaan I: Yes. 40:25-31; Injil: Mat. 11:28-30
Kita sering mendengar bahkan mengungkapkan kalimat ‘hidup adalah perjuangan’. Di balik pernyataan ini terdapat pengalaman yang tak dapat disangkal dan perasaan yang bisa dipertanggungjawabkan. Kita tidak pernah luput dari masalah dan beban hidup. Tantangan dan penderitaan menguras tenaga, pikiran dan perasaan kita.
[postingan number=3 tag= ‘cinta-tuhan’]
Dalam banyak peristiwa kita ingin memikul semua beban sendiri. Kadang masalah yang kita perjuangkan secara diam-diam tampak lewat perubahan fisik, raut wajah, senyum bahkan masalah bisa terlihat melalui perkataan dan perbuatan kita. Pertanyaan yang mesti direnungkan adalah bagaimana sikap kita dalam menanggapi penderitaan, tantangan dan beban hidup? Kepada siapakah kita harus mengadu dan meminta pertolongan? Siapa yang bisa kita andalkan?
Nabi Yesaya mengungkapkan pengalaman bangsa Israel dalam masa pembuangan di mana mereka menjadi orang asing, merasa jauh dari Tuhan (bait Allah). Mereka merasa seperti kehilangan kekuatan: lemah, lesu dan tidak berdaya. Dalam keadaan itu Yesaya tampil mengingatkan mereka bahwa Tuhan senantiasa hadir dan memperhatikan mereka. Kekuatan baru akan mereka dapatkan jika mereka tabah dan sabar menantikan Tuhan. Perikop Injil Matius menampilkan Yesus yang mengundang semua orang yang letih, lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ia menjanjikan kelegaan dan ketenangan. Yesus juga memberikan motivasi untuk belajar pada-Nya.
Tantangan dan penderitaan yang tidak bisa kita hindari dapat menjadi kesempatan untuk menunjukan iman kita. Sebagai orang percaya kepada Kristus, orang Katolik diajak untuk menghidupi imannya terutama dalam mengahadapi realitas kehidupan. Iman kita tentu diuji dalam cara kita melihat dan menanggapi penderitaan dan tantangan. Kita percaya bahwa tantangan dan cobaan tidak akan melampaui kemampuan kita.
Belajar pada Kristus berarti mengikuti cara hidup Kristus: berpusat pada Allah dan mengandalkan Allah. Tuhan mengajak kita untuk membawa semua beban penderitaan, masalah, ketakutan dan dosa kita ke hadapan-Nya. Kelegaan rohani kita hanya akan dicapai dengan mengakui kelalaian dan dosa kita di hadapan Tuhan dalam Sakramen Tobat dan Ekaristi.
Tuhan menjanjikan beban yang manis dan ringan karena Ia tidak membiarkan kita sendiri. Tuhan mengambil bagian memikul beban dan penderitaan kita. Cinta kasih Kristus meringankan beban hidup kita. Dalam masa Adven ini kita diingatkan tentang nubuat-nubuat para nabi tentang Mesias, Allah yang datang sebagai penebus dan penyelamat.
Kristus sebagai pemenuhan wahyu tersebut hari ini ingin terlibat dalam penderitaan, masalah dan perjuangan hidup kita. Apakah kita ingin melibatkan Dia dalam perjuangan kita dan menjadikan Dia sebagai Super Hero kita? Apakah kita ingin berjuang sendiri? Doa adalah obat untuk hati kita yang lelah; dan berpasrah pada Allah adalah senjata untuk mendapatkan kasih dan perhatian-Nya.