-1 C
New York
Sunday, February 9, 2025

Tebar Jala: Tugas Utama menjadi Rasul Kristus

Tebar Jala: Tugas Utama menjadi Rasul Kristus: Renungan Pesta St. Andreas, Rasul, 30 November 2022 — JalaPress.com; Bacaan I: Rm. 10:9-18; Injil: Mat. 4:18-22

[postingan number=3 tag= ‘murid-yesus’]

Saya terlahir sebagai ‘anak pantai’. Rumah orang tua saya berjarak beberapa ratus meter saja dari tepi pantai. Sebagai anak pantai, sudah barang tentu kegiatan mencari ikan di laut menjadi hal yang biasa. Hingga banyak orang mengira bahwa setelah dewasa, saya pasti menjadi nelayan. Bahkan, orang tua saya pernah mengharapkan dan mengarahkan agar saya ikut sekolah pelayaran. Namun, rencana manusia selalu berbeda dari rancangan Tuhan. Karena merasa terpanggil, saya memilih – bukan menjadi penjala ikan – melainkan ‘penjala manusia’ karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus.

Tuhan menjumpai orang-orang sederhana dan memanggil mereka untuk dibentuk seturut yang Dia mau.

Panggilan Tuhan ditujukan kepada semua orang. Sanggupkah saudara-saudari menerimanya? Bisa saja Anda merasa tidak siap dan tidak mampu. Saya pun pernah merasakan hal yang sama. Namun, Kitab Suci memberitahu kita bahwa sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk menolak panggilan Tuhan; sebab kemampuan yang kita miliki datang dari Dia. Ketika Tuhan memanggil dan memilih, Dia juga memberikan kemampuan dan perlengkapan.

Santo Andreas, yang pestanya kita rayakan pada hari ini menunjukkan kepada kita bagaimana Tuhan memakai orang sederhana menjadi alat-Nya, seorang penjala ikan menjadi penjala manusia. Injil Matius, dalam bacaan hari ini, memberitahu kita bahwa sebelum menjadi Rasul Kristus, Andreas berprofesi sebagai seorang penjala ikan.

Tuhan Yesus menjumpai Andreas dan saudaranya, Simon yang disebut Petrus, ketika mereka sedang menebarkan jala di danau Galilea. Ini adalah perjumpaan secara pribadi yang mengubah masa depan Andreas dan saudaranya. “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Begitulah kata-kata panggilan Yesus untuk Andreas dan saudaranya. Uniknya, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Tak ada pertanyaan, apalagi penolakan. Sebaliknya, mereka langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Dari kisah ini, kita dapat memetik beberapa hal. Pertama, Yesus tidak memanggil kaum terdidik dan para ahli Kitab Suci. Sebaliknya, Ia menjumpai orang-orang sederhana dan memanggil mereka untuk dibentuk seturut yang Dia mau. Mengapa? Sebab, Ia tidak memanggil menurut ukuran mata manusia. Manusia melihat apa yang tampak, tapi Yesus melihat hati.

Kedua, untuk memanggil para murid-Nya, Yesus harus pergi ke tepi danau dan bertemu dengan nelayan. Mereka dipanggil dalam peristiwa biasa (yaitu ketika mereka sedang menjalankan pekerjaan sehari-hari) untuk mengerjakan pekerjaan yang luar biasa. Ketiga, tidak menunggu lama bagi Andreas dan Petrus untuk menanggapi panggilan Yesus. Keputusan cepat yang mereka ambil menjadikan mereka murid yang luar biasa.

Hal yang sama berlaku untuk kita. Tuhan menjumpai dan memanggil kita secara pribadi untuk menjadi murid-Nya. Panggilan kita mungkin tidak spektakuler, sebab Tuhan memanggil kita di saat yang biasa-biasa saja. Tapi, ingat, Dia yang memanggil kita adalah luar biasa, dan pekerjaan yang akan diberikan-Nya kepada kita juga luar biasa, yakni menjadi penjala manusia.

Karena itu, tak ada alasan bagi kita untuk menolak panggilan-Nya; sebab Andreas dan Petrus juga bisa saja menggunakan alasan yang sama ketika mereka dipanggil. Tapi mereka toh segera bertindak dan mengikuti Yesus. Inilah ciri murid yang sesungguhnya. Sebab, pemuridan mencakup pengambilan bagian dalam tugas perutusan Yesus, yakni menebar jala (menjadi penjala manusia).

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini