Biasa dan selalu terjadi di mana-mana, jika ada satu orang penting berencana untuk datang ke suatu tempat, maka ada dua hal yang terjadi. Pertama, akan muncul pemberitaan mengenai orang itu dan semua media akan mengulas soal hari kedatangannya. Kedua, akan ada orang yang diutus untuk menyiapkan jalan baginya, atau yang biasa disebut dengan mengirim ‘inteligen’.
[postingan number=3 tag= ‘adven’]
Sebagai contoh, ketika presiden Amerika Serikat hendak datang ke Indonesia, jauh hari sebelumnya sudah disiarkan di TV lokal kita bahwa presiden Amerika Serikat akan datang. Bukan hanya itu. Sudah pasti ada inteligen yang diutus ke Indonesia untuk mempersiapkan jalan bagi presisen Amerika Serikat; dengan cara melihat situasi apakah memungkinkan bagi presiden mereka untuk datang ke Indonesia atau jangan-jangan situasi keamanan di Indonesia tidak memungkinkan hal itu terjadi.
Logika berpikir yang sama terjadi dengan kedatangan Sang Mesias. Pada saat ini kita berada pada masa adven. Adven, kata Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Kedatangan siapa? Tidak lain adalah kedatangan Yesus. Kedatangan Yesus ini tentu tidak secara tiba-tiba. Pemberitaan mengenai kedatangannya sudah lama diberitakan jauh hari sebelum diri-Nya datang. Bahkan ada orang yang sudah menyiapkan jalan bagi kedatangan-Nya.
Ada dua tokoh Kitab Suci yang sering muncul pada saat adven seperti ini, yaitu Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis. Keduanya sama-sama memberitakan soal kedatangan Mesias. Bahkan Yohanes Pembaptis dengan tegas mengatakan bahwa dirinya diutus untuk menyiapkan jalan bagi Yesus.
Nabi Yesaya mengajak orang-orang di sekelilingnya untuk bersukacita, tidak perlu lagi ada kesedihan dan duka cita sebab kasih setia Tuhan tidak akan beralih dari umat-Nya. Nabi Yesaya berusaha memberikan penghiburan bagi mereka yang tidak berpengharapan lagi; bahkan, menurutnya, orang mandul sekalipun akan memperoleh keturunan yang banyak sebab Tuhan setia pada janji-Nya.
Nabi Yesaya menegaskan bahwa Tuhan setia mendampingi umat-Nya. Jika Tuhan ada bersama kita, apa lagi yang perlu kita takutkan? Jika Ia tinggal bersama kita apalagi yang membuat kita cemas dan gelisah?
Kesetiaan Tuhan dalam mendampingi umat-Nya tampak secara nyata lewat kedatangan Yesus ke dunia. Dengan lahir ke dunia, Ia ingin melihat dari dekat kehidupan manusia, berbaur dengan manusia, dan hidup sebagai manusia. Warta mengenai kedatangan-Nya itulah yang sedang dibicarakan oleh Yesaya.
Selain Nabi Yesaya, tokoh kedua yang sering muncul dalam bacaan menjelang Natal adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis seringkali mengulangi seruan Nabi Yesaya untuk menyongsong kedatangan Yesus Kristus, Sang Mesias: “… ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Markus 1:3).
Siapa sebenarnya Yohanes Pembaptis itu? Dia bukan tipe orang yang gemar membuat pencitraan. Ia tidak hidup mewah. Tempat tinggalnya bukan di istana raja sebab dia bukan seorang raja. Dia hanya orang biasa yang berusaha menyerukan kebenaran. Ia adalah pria yang tegas dan sederhana, saat hidup di padang gurun Yudea dia hanya memakai jubah bulu unta, ikat pinggang kulit, makanannya ‘belalang’ dan madu hutan (Markus 1:6). Tetapi ia mendapat ganjaran dari apa yang dibuatnya, ia lebih besar dari semua manusia yang lain. Itulah sebabnya Yesus memuji Yohanes Pembaptis.
Setiap masa adven seperti ini, kita banyak kali mendengar namanya disebut-sebut. Nama Yohanes berarti ‘Allah merahmati’. Ya, Allah merahmati hidup kita lewat kelahiran Yesus Sang Juruselamat.
Yohanes Pembaptis berseru-seru di padang gurun supaya orang bertobat. Seruan Yohanes ini hendaknya menjadi ajakan bagi kita untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Yesus.
“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” itulah ajakan Yohanes Pembaptis bagi kita. Persiapan kita sebagaimana diserukan oleh Yohanes, bukan persiapan ornamen Natal, pohon Natal, kue Natal, dan seterusnya, melainkan persiapan hati melalui sikap tobat. Bahwasanya, persiapan lain seperti memasang pohon Natal di rumah, membeli baju baru, sepatu baru, dan sebagainya itu baik juga tetapi jangan sampai kita lupa bahwa yang terpenting dari semuanya adalah hati.
Yang lain-lain itu hanya tambahan saja, yang terpenting adalah hati. Percuma jika ornamen Natal bagus tapi ternyata hati kita belum siap. Masa adven seperti ini adalah masa di mana kita menyiapkan hati kita supaya layak menyambut Sang Mesias.
Semoga kita siap menyambut rahmat Tuhan yang akan hadir lewat kelahiran Sang Juruselamat kita dengan penuh sukacita. Amin.


