Diam dan Tenang: Renungan PW. Santo Thomas Aquino, 28 Januari 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Ibr. 11:1-2.8-19; Injil: Mrk. 4:35-41
[postingan number=3 tag= ‘iman-katolik’]
Ketika menghadapi suatu masalah dan atau berada di suatu daerah yang baru, secara umum reaksi manusia adalah cemas, takut, galau, marah dan frustasi. Situasi ini juga dialami oleh Abraham, terutama ketika ia dipanggil oleh Allah untuk meninggalkan tanah airnya menuju tanah terjanji; ketika ia diam di tanah terjanji; ketika ia dan Sarah belum memiliki anak; bahkan ketika Ishak anak satu-satunya harus dikorbankan untuk Allah. Walaupun Abraham cemas dan takut tetapi ia tetap taat dan setia dalam iman akan Allah. Dengan iman inilah Abraham mampu untuk ‘diam dan tenang’ di hadirat Allah sehingga ia dapat memperoleh kepenuhan janji Allah.
Tindakan iman Abraham yang ‘diam dan tenang’ di hadapan Allah ketika menghadapi persoalan tidak dimiliki oleh para murid Yesus. Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid ketakutan ketika taufan mengamuk dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu. Mereka bahkan membangunkan Yesus untuk membantu mereka. Yesus pun bangun menghardik angin dan berkata kepada danau: “Diam! Tenanglah!” Ketika situasi angin sudah tenang, Yesus mempertanyakan iman mereka.
Kita pun harus memiliki sikap iman seperti Abraham yakni ‘diam dan tenang’ di hadirat Allah dalam setiap situasi hidup. Dengan diam dan tenang, kita mampu menyadari kehadiran Allah yang senantiasa setia untuk menyertai perjalanan hidup kita. Selain itu, dengan diam dan tenang, kita juga mampu mendengarkan suara Allah yang menyapa kita. Marilah kita berusaha untuk ‘diam dan tenang’ di tengah gelombang hidup ini. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
Hujan deras – Mu-Sa-Fir