Dalam berbagai diskusi dengan kelompok yang salah kaprah terhadap iman Katolik seringkali melemparkan argumen-argumen yang kurang tepat. Mereka mengira bahwa orang Katolik ‘menyembah’ atau mengistimewakan Bunda Maria melebihi Yesus. Karena kesalahpahaman itu, maka mereka kadang-kadang mengutip ayat-ayat, yang menurut mereka, Yesus menolak Bunda Maria. Berikut adalah sebagian ayat yang dikutip itu:
Pertama, “Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau. Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Lukas 11:27-28)
Kedua, maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, IBU-MU dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau. Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibuku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu katanya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mat. 12:46-50).
[postingan number=3 tag= ‘bunda-maria’]
Kedua ayat di atas tentu saja tidak salah. Namun, yang sering salah adalah penafsiran, terlebih penafsiran yang memandang ayat-ayat itu sebagai bukti penolakan Yesus akan ibu-Nya, Bunda Maria. Jika kita melihat secara menyeluruh, maka perkataan Yesus bukanlah penolakan terhadap ibu-Nya melainkan peneguhan akan teladan dan perbuatan Bunda Maria. Mengutip ayat Lukas 11:27-28, …yang berbahagia ialah mereka yang melakukan firman Allah dan yang memeliharanya…atau ayat Mat. 12:46-50,…sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku,,,.
Ternyata Bunda Maria pernah mengatakan bahwa ‘segala keturunan akan menyebut aku berbahagia…(Luk. 1:48). Mengapa Bunda Maria berbahagia? Karena Bunda Maria melakukan kehendak Allah (bdk. Luk. 1:28, 41-45). Ucapan Yesus yang mengatakan… ‘yang berbahagia ialah mereka yang melakukan firman Allah dan yang memeliharanya’ sesungguhnya merujuk kepada ibu-Nya Bunda Maria yang secara total telah melakukan kehendak Allah. Totalitas Bunda Maria dalam melakukan kehendak Allah dapat dilihat dari ucapannya, ‘Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu (bdk. Luk. 1:38).
Jika kita memberikan jawaban di atas maka mereka akan mengutip ayat Kejadian 30:13 Berkatalah Lea: “Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia.” Maka ia menamai anak itu Asyer. Tentu ayat ini tidak ada yang salah, namun berbeda dengan ucapan yang diucapkan oleh Bunda Maria “…segala keturunan akan menyebut aku berbahagia… (Luk. 1:48). Bahkan terlihat secara jelas jika dibandingkan Luk 1:42-44, lalu (Elisabeth) berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Bunda Maria dihormati dan diistimewakan dalam Gereja Katolik, bukan karena kesucian Bunda Maria melebihi Yesus. Bunda Maria manusia biasa yang dipilih dan dinubuatkan oleh Allah dalam Alkitab (bdk. Yes. 7:14). Dan Bunda Maria suci bukan dari dirinya sendiri. Ia suci karena Allah menyucikan dia untuk melahirkan Yesus. Karena tidak mungkin Tuhan yang maha suci diam dalam diri perempuan sembarangan. Perlu diingat kembali bahwa Bunda Maria berkata “…segala keturunan akan menyebut aku berbahagia…”(Luk. 1:48). Tentu tindakan yang dapat kita lakukan untuk menyebut Bunda Maria berbahagia adalah dengan tindakan menghormati melalui berbagai praktek-praktek devosi (penghormatan).*