Kemarin, kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Naik ke mana? Ke surga. Peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan kebalikan dari Natal. Jika dalam Natal, Tuhan Yesus yang dari surga turun ke bumi melalui peristiwa yang disebut ‘inkarnasi’ (menjadi daging), dalam peristiwa kenaikan, Tuhan yang selama ini sudah menjelma menjadi manusia, sudah ada di bumi, kini naik kembali ke surga.
[postingan number=3 tag= ‘tuhan-yesus’]
Mengenai detik-detik kenaikan Yesus ke surga diceritakan dengan sangat rinci di dalam Injil Lukas (lih. Luk. 24:46-53) dan Kisah Para Rasul (lih. Kis. 1:1-11). Adapun peristiwa kenaikan Yesus ke surga itu menjawab pertanyaan penting tentang beberapa hal: yakni tentang identitas Yesus (apakah Dia Tuhan atau bukan), tentang keberadaan surga, dan tentang ada tidaknya kehidupan kekal.
Penulis Injil Yohanes menuliskan: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia” (Yoh. 3:13). Yesus berasal dari atas, yakni dari surga, sekarang kembali ke atas, yakni ke surga. Ini berarti bahwa surga itu ada. Apakah Dia yang turun-naik dari dan ke surga itu manusia biasa? Jawabannya: jelas bukan. Dia adalah Tuhan. Karena Dia Tuhan makanya Dia bisa turun ke bumi melalui peristiwa inkarnasi, dan sekarang naik kembali ke surga melalui peristiwa Kenaikan. Sampai di sini jelas: surga itu ada, dan Yesus adalah Tuhan.
Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, tidak berarti bahwa Dia meninggalkan kita. Sebab, Ia sendiri berkata: “Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku” (Luk. 24:49). Apa yang dijanjikan Bapa kepada kita? Yakni Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang akan menemani kita sampai akhir zaman.
Nah, kalau dari surga Yesus bisa mengirimkan Roh Kudus, bukankah itu berarti bahwa di surga Ia hidup? Jawabannya: ya. Di surga, Yesus hidup. Sebab, ‘sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang’ (Ibr. 9:27-28). Ini menjawab pertanyaan kita tentang apakah kehidupan yang kekal itu ada atau tidak. Jadi, jelas juga bahwa kehidupan kekal itu ada.
Setelah tahu bahwa surga itu ada dan di sana ada kehidupan kekal, lantas sebagai orang beriman, apa yang kita harapkan? Tentu kita mengharapkan agar kelak bisa masuk ke surga dan menikmati kehidupan kekal itu. Dan, keyakinan kita mengatakan bahwa untuk bisa sampai ke surga dan menimati kehidupan kekal, tidak ada jalan lain kecuali melalui Tuhan Yesus. Jadi, perayaan kenaikan Tuhan Yesus ke surga sungguh meneguhkan iman kita akan ketuhanan Yesus, keberadaan surga, dan terhadap kehidupan kekal.
“Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia” (Ibr. 10:22-23). –JK-IND–