Tiap tahun umat Kristiani merayakan kenaikan Yesus ke surga. Kenaikan Yesus ke surga merupakan rangkaian peristiwa yang tak terpisahkan dengan peristiwa sengsara, wafat, dan bangkit.
[postingan number=3 tag= ‘salib’]
Perayaan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus merupakan tonggak sejarah iman Kristiani. Tanpa adanya peristiwa kebangkitan, maka sia-sialah iman Kristen dan tentu juga tidak ada perayaan kenaikan Yesus ke surga (bdk. 1 Kor. 15:17).
Namun, tahukah Anda bahwa Mahkamah Agama saat itu membuat hoaks atau berita bohong bahwa Yesus tidak bangkit? Imam-imam kepala dan tua-tua memberikan sejumlah uang kepada serdadu-serdadu yang menjaga kubur.
Mereka berpesan kepada serdadu-serdadu itu, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa (bdk. Mat. 28:11-14).”
Kabar bohong itu tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang (bdk. Mat. 28:15). Rasul Petrus juga hampir membuat kabar bohong. Ia panik karena melihat Yesus tidak ada di dalam kubur. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa Yesus telah diambil orang dari kubur (bdk. Yoh. 20:1-8).
Petrus dan rekan-rekannya berbuat demikian karena mereka masih belum mengerti isi Kitab Suci (Yoh. 20:9). Barulah setelah Yesus beberapa kali menampakan diri di hadapan para murid, mata mereka pun dan mereka mengerti Kitab Suci (bdk. Yoh. 20:11-18, 19-23). Mereka akhirnya mengerti bahwa Yesus telah menubuatkan bahwa Ia akan sengsara, wafat dan bangkit (bdk. Mat. 16:21. 20:18-19, Mrk. 9:9-32, Yoh. 2:18-22).
Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga disaksikan oleh para murid. Sebelum naik ke surga, Yesus meminta mereka untuk menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi (bdk. Kis. 1:8-11).
Sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga merupakan fakta sejarah. Bahkan hingga abad ini, berita tentang sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga tetap dirayakan oleh para pengikut-Nya.
Umat beriman juga telah mengerti Kitab Suci seperti para murid. Oleh sebab itu, kita dapat memetik beberapa pesan penting dari perayaan ini, antara lain: Pertama, wartakan berita sukacita dan bukan berita bohong. Karena berita sukacita adalah berita yang membawa nilai-nilai positif. Kedua, jangan panik dalam kondisi susah atau sulit. Tetap berfokus kepada Tuhan. Bawa segala keluhan dan pergumulanmu dalam doa, sehingga bebanmu semakin ringan. Ketiga, bacalah Kitab Suci supaya mengerti apa yang disampaikan Tuhan kepadamu, sehingga imanmu diteguhkan. Keempat, sebelum Yesus naik ke surga, Ia berpesan agar kita menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi (bdk. Kis. 1: 8). Kelima, Yesus tidak meninggalkan kita sebagai yatim-piatu, tetapi sebaliknya Ia akan mengirimkan Roh Kudus untuk menyertai kita sampai akhir zaman (Yoh. 14-16, Mat. 28: 20).