-1.2 C
New York
Wednesday, January 15, 2025

Menembus Batas, Gereja Katolik Hadir sampai ke Ujung Kampung

Awal Januari 2020, saya diutus ke pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, untuk menjadi pastor paroki pertama di sebuah paroki baru di wilayah ini. Paroki Santo Matius Halong namanya. Wilayah pelayanannya terbentang luas. Satu paroki seluas satu kabupaten. Misinya jelas: merawat iman umat dan memperkenalkan agama Katolik kepada mereka yang belum mengenal Kristus.

Seperti pada umumnya misi di daerah pedalaman, misi di sini berat. Tantangan ada, kesulitan selalu menghantui. Tidak mudah untuk meraih hati. Dibutuhkan tenaga yang extra untuk bisa menangkap jiwa-jiwa. Namun, tak ada kata menyerah untuk memberitakan kabar baik. Tak ada alasan untuk tidak mewartakan Injil. “Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor. 9:16).

Anak-anak Misdinar dan SEKAMI menemani Pastor dalam perjalanan kunjungan ke Kampung Rapit.

Bagi kami jelas, Injil harus diwartakan sampai ke ujung kampung. Di ujung kampung, namanya Kampung Rapit, adalah kampung yang biasa kami kunjungi setiap awal pekan. Kampung ini sangat kecil. Hanya ada belasan rumah di sini. Pada tahun 2017, sebanyak tiga puluh tujuh jiwa dibaptis di sini.

Untuk bisa sampai ke Kampung Rapit, pilihannya hanya ada dua: berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor. Saya biasa datang ke kampung ini ditemani tim pastoral, ibu-ibu dan anak-anak. Mula-mula kami datang sekedar untuk berkunjung, mengajar baca-tulis, dan sekarang mulai dilaksanakan Perayaan Ekaristi. Ini menandakan bahwa Gereja Katolik hadir di segala tempat dan situasi.

Anak-anak Kampung Rapit sedang belajar membaca dan menulis.

Inilah Meratus punya cerita. Tapi, bukan hanya kami, melainkan kita semua dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Kita dipanggil untuk mewartakan kabar baik kepada semua orang di mana pun kita diutus. Sebab, Injil harus dikenal oleh semua orang, termasuk oleh mereka yang berada di tempat-tempat terluar dan di kampung-kampung. Pewartaan Injil harus bisa menembus batas.

Dengan mengandalkan kemampuan sendiri, tentulah tidak bisa. Tapi, Tuhan, Sang Pemilik misi, Dialah yang memberikan kemampuan dan perlengkapan kepada kita. Sebab, misi ini bukanlah misi kita melainkan misi-Nya. Kita hanyalah alat di tangan-Nya. Dialah yang menjamin misi ini akan bertahan lama atau tidak. Karena itu, merasul bersama Kristus, MeRaTus, benar-benar harus terjadi di tanah ini. Karena itu, sekalipun tidak sanggup, “Tetapi karena Engkau [Tuhan] menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” (Luk. 5:5).

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini