17.1 C
New York
Sunday, May 25, 2025

Minggu Gaudete, Menunggu Kedatangan Tuhan dengan Sukacita

Aktivitas menunggu menjadi proses yang terkadang berat untuk dilakukan, apalagi jika yang ditunggu tidak jelas kapan datangnya. Dalam proses menunggu itu, godaan dan ujian bisa saja hadir. Godaan dan ujiannya dapat berupa rasa bosan yang akut, yang membuat perhatian dari orang yang menunggu beralih ke hal-hal yang lain. Akibatnya, ketika yang ditunggu akhirnya datang, yang menunggu didapatinya dalam keadaan tidak siap.

[postingan number=3 tag= ‘adven’]

“Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Tuhan sudah dekat” (Flp. 4:4, 5).

Saat ini, kita sedang menunggu kedatangan Tuhan; sehingga godaan dan ujian yang disebutkan di atas bisa saja terjadi pada kita. Sebab itu, bagi seseorang yang sedang menunggu seperti kita, dibutuhkan dorongan semangat untuk membuat kita tetap kuat dan tegar. Karena itulah, Paulus, melalui suratnya kepada umat di Filipi, mendorong kita untuk menunggu dengan sukacita. Ia berkata: “Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Tuhan sudah dekat” (Flp. 4:4, 5).

Menunggu kedatangan Tuhan dengan sukacita – sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus – tentu tak selalu mudah. Sebab, yang kerap terjadi justru sebaliknya: kita kuatir, takut, gelisah, dan gusar. Padahal, sebenarnya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita. Mengapa? Karena yang kita tunggu kedatangan-Nya ini adalah sumber sukacita kita. Dialah yang menyediakan sukacita bagi kita. Itulah sebabnya Paulus menegaskan ‘bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!’

Kita bersukacita dalam Tuhan bukan dalam hal-hal yang lain. Dia sekali-kali tidak akan meninggalkan kita. Karena itu, jangan takut! “TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu” (Zef. 3:15). Susah atau senang, kita harus senantiasa bersukacita.

Jangan kuatir! Sebab, yang kita tunggu kedatangan-Nya ini adalah Tuhan yang menjadi manusia; sehingga seharusnya tidak sulit bagi kita untuk memahami bagaimana Ia mendengar keluh kesah kita. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4:6).

Jangan sampai kita didapati Tuhan dalam keadaan tidak siap. Makanya kita diajak supaya membangun sikap hidup yang pantas. Caranya: kita harus selalu hidup dalam ucapan syukur yang ditandai dengan sukacita, dalam segala hal. Inilah cara hidup yang pantas untuk menyambut kedatangan Tuhan. Mari kita menunggu kedatangan Tuhan dengan penuh sukacita.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini