8.1 C
New York
Thursday, November 20, 2025

Napas Hidup – Renungan Pekan Biasa V

Napas Hidup: Renungan Pekan Biasa V, 08 Februari 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kej. 2:4b-9.15-17; Injil: Mrk. 7:14-23

‘Saat kamu bernapas sekarang, orang lain mengambil napasnya yang terakhir. Maka berhentilah untuk mengeluh dan belajarlah untuk menjalani hidup dengan penuh syukur’

Setelah melewati hari-hari yang penuh kesibukan dan juga raga lemah yang membutuhkan istirahat sejenak, maka kini saya datang lagi dengan Renungan harian.

[postingan number=3 tag= ‘iman-katolik’]

Bernapas adalah esensi dari kegiatan manusia sepanjang hidup, karena selama manusia hidup, dia akan bernapas. Napas yang ada dalam diri manusia berasal dari Allah karena setelah menciptakan manusia dari debu tanah, Allah menghembuskan napas hidup ke dalam hidung manusia sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Sebagai makhluk yang hidup, manusia harus hidup dalam perintah Allah. Salah satu perintah Allah bagi manusia pertama yang tinggal di taman Eden adalah “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau akan mati.” Perintah Allah ini tidak ditaati oleh manusia pertama sehingga mereka jatuh ke dalam dosa dan mengalami ‘kematian rohani.’

Sejak manusia mengalami ‘kematian rohani’ karena melanggar perintah Allah maka manusia cenderung membuat aturannya sendiri dan beranggapan bahwa aturannya itu berasal dari Allah. Hal inilah yang dikecam oleh Yesus. Bagi Yesus, yang paling penting adalah apa yang ada dalam hati, batin dan roh manusia bukan apa yang ada di luar manusia dan atau yang datang dari luar ke dalam manusia. Karena itu Yesus berkata: “Apa pun dari luar yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Semua hal yang jahat timbul dari hati manusia dan menajiskan orang bahkan membuat kita mengalami ‘kematian rohani’ karena napas hidup dari Allah tidak kita gunakan untuk hidup dalam perintah-perintah-Nya.

Maka marilah selagi kita masih dianugerahi napas hidup oleh Allah, kita berusaha untuk tidak menajiskan diri kita dan sesama dengan hal-hal jahat yang timbul di hati. Kita berusaha untuk menjadi penerus napas hidup Allah dengan mengasihi dan mengampuni sesama sehingga kita semua menjadi pantas di hadapan Allah. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

(P. A. L. Tereng MSF)
Hujan – Mu-Sa-Fir

avatar
RP. Ambrosius Labaruing, MSF
Penulis adalah imam misionaris MSF yang saat ini berkarya sebagai Pastor Paroki di Paroki Bunda Maria Banjarbaru, Keuskupan Banjarmasin.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini