Paus Fransiskus merilis pesan untuk Hari Doa Panggilan Sedunia, dan mendorong semua religius dan klerus untuk memandang St. Yosef sebagai model kesetiaan tanpa pamrih pada undangan Tuhan untuk melayani.
****
Saat Gereja memperingati Hari Raya Santo Yusuf, Paus Fransiskus merilis Pesan untuk Hari Doa Panggilan Sedunia, yang tahun ini jatuh pada 25 April.
Paus mengangkat St. Yosef, suami dari Perawan Maria dan ‘bapa angkat’ Yesus sebagai teladan bagi semua anggota klerus dan religius pria dan wanita. Dia banyak mengutip Surat Apostolik Patris Corde, yang dirilis pada 8 Desember 2020, yang berusaha untuk “meningkatkan kasih kita kepada orang suci yang agung ini.”
Hati seorang bapa
Santo Yosef, kata Paus, adalah sosok yang luar biasa, bukan karena karisma atau status khusus yang mencengangkan, tetapi karena dia melakukan tindakan pelayanan yang luar biasa dalam kehidupan sehari-harinya.
“Tuhan memandang hati,” dia berkata, “dan dalam diri St. Yosef Dia mengenali hati seorang bapa, mampu memberi dan menghasilkan kehidupan di tengah rutinitas sehari-hari.”
Panggilan, tambahnya, memiliki tujuan yang sama untuk melahirkan dan memperbarui kehidupan orang lain.
Imamat dan hidup bakti, katanya, membutuhkan pria dan wanita dengan hati terbuka, yang “mampu melakukan prakarsa besar, murah hati dalam memberikan diri, berbelas kasih dalam menghibur kecemasan dan teguh dalam memperkuat harapan.”
Menggapai mimpi
Paus Fransiskus melanjutkan dengan fokus pada tiga kata kunci yang disarankan St. Yosef untuk panggilan setiap individu: mimpi, pelayanan, dan kesetiaan.
Injil Matius menceritakan empat mimpi yang dengannya Tuhan mengilhami St. Yosef, masing-masing mewakili panggilan yang sulit dari Tuhan.
“Setelah setiap mimpi, Yosef harus mengubah rencananya dan mengambil risiko, mengorbankan rencananya sendiri untuk mengikuti rancangan misterius Tuhan, yang dia percayai sepenuhnya.”
Meskipun tampak aneh bagi kita bahwa dia menaruh begitu banyak kepercayaan dalam mimpi, tetapi St. Yosef membiarkan dirinya dibimbing tanpa ragu-ragu.
“Mengapa? Karena hatinya diarahkan kepada Tuhan; hatinya sudah condong ke arah-Nya. Sebuah indikasi kecil bagi ‘telinga batin’ yang waspada untuk mengenali suara Tuhan,” kata Paus.
Panggilan Tuhan kepada kita masing-masing, kata Paus Fransiskus, terjadi dengan cara yang sama, tanpa menekan kebebasan kita. “Dia tidak membanjiri kita dengan penglihatan yang mempesona tetapi dengan tenang berbicara di lubuk hati kita, mendekati kita dan berbicara kepada kita melalui pikiran dan perasaan kita.”
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh St. Yosef, penerimaan kita terhadap panggilan Tuhan tidak bisa pasif, tetapi mengharuskan kita untuk maju terus dan mengambil risiko dengan menyerahkan diri kita pada rahmat-Nya.
Melayani dan melindungi
Paus Fransiskus kemudian menegaskan panggilan St. Yosef untuk melayani.
“Injil menunjukkan bagaimana Yosef hidup sepenuhnya untuk orang lain dan tidak pernah untuk dirinya sendiri,” katanya. “Dengan membebaskan cinta dari semua sifat posesif, dia menjadi terbuka untuk pelayanan yang lebih bermanfaat.”
Kasihnya yang tak terbatas dan tanpa pamrih menuntun orang suci ini untuk mendukung pengorbanan harian, sebagai aturan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dia beradaptasi dengan keadaan yang berbeda dengan sikap yang tidak putus asa ketika hidup tidak berjalan seperti yang diinginkan. Dia menunjukkan kesediaan yang khas untuk melayani,” kata Paus.
Paus Fransiskus menambahkan bahwa dia suka memikirkan St. Yosef sebagai “pelindung panggilan,” karena kesediaannya untuk melayani mengisinya dengan “kepedulian untuk melindungi.”
“Perhatian yang begitu berarti adalah tanda panggilan sejati,” katanya, “kesaksian tentang kehidupan yang disentuh oleh kasih Tuhan.”
Secara sederhana, kesetiaan sehari-hari
Kesetiaan, kata Paus, adalah aspek ketiga dari teladan St. Yosef bagi semua orang yang hidupnya dibaktikan kepada Tuhan.
Dia selalu dengan sabar merenungkan tindakannya, dan tahu bahwa “kesuksesan dalam hidup dibangun di atas kesetiaan yang konstan pada keputusan penting.”
Paus Fransiskus berkata bahwa Tuhan mengajari kita masing-masing bagaimana memelihara kesetiaan “dalam terang kesetiaan Tuhan sendiri.”
“Kesetiaan ini adalah rahasia kegembiraan,” katanya. “Ini adalah kegembiraan kesederhanaan, kegembiraan yang dialami setiap hari oleh mereka yang peduli pada apa yang benar-benar penting: kedekatan yang setia dengan Tuhan dan sesama kita.”
Teladan kegembiraan
Paus mengakhiri pesannya untuk Hari Doa Panggilan Sedunia dengan meminta para pelayan Gereja untuk mengisi komunitas mereka dengan kegembiraan “sederhana dan berseri, sadar dan penuh harapan” yang sama.
“Saya berdoa agar Anda akan mengalami sukacita yang sama ini, saudara dan saudari terkasih yang telah dengan murah hati menjadikan Allah impian hidup Anda, melayani Dia dalam diri saudara dan saudari Anda melalui kesetiaan yang merupakan kesaksian yang kuat di zaman dengan pilihan dan emosi sesaat yang tidak membawa kegembiraan abadi.” ***
Artikel ini diterjemahkan dari Pope’s message for World Vocations Day: ‘St. Joseph an example of faithful service’ – Vatican News
***
Keterangan gambar: Paus Fransiskus berdoa di depan patung St. Yosef. (Dok. Vaticannews.va)