-2.4 C
New York
Wednesday, January 15, 2025

Polemik Media Sosial yang Mengubah Karakter Individu

Dalam catatan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Polling Indonesia, Indonesia tercatat sebagai negara yang menduduki posisi keempat yang memiliki banyak pengguna media sosial.

Perangkat teknologi seperti komputer, smartphone atau tablet telah menjadi suatu life style setiap individu atau kelompok. Gaya hidup seperti ini, tampaknya, ikut merubah karakter individu dan menjadi penghambat dalam membangun relasi dengan sesama.

[postingan number=3 tag= ‘salib’]

Bertolak dari realitas yang ada, hal yang menjadi fokus perhatian penulis di sini adalah adanya perubahan karakter yang dialami individu atau kelompok yang disebabkan oleh penyalahgunaan media sosial. Eksistensi media sosial dalam kehidupan masyarakat di satu sisi merupakan sesuatu yang patut disyukuri karena olehnya segala sesuatu dipermudah, namun di sisi lain telah mengubah persepsi setiap individu atau kelompok masyarakat.

Bukti otentik di lapangan memperlihatkan bahwa penyalagunaan media sosial berdampak pada sikap atau tindakan yang melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam lingkup kehidupan masyarakat. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam lingkup kehidupan bermasyarakat sudah mulai diabaikan, dan ironisnya lagi, perlahan-lahan dihilangkan. Muncul sikap candu yang tak terkontrol, lahirnya konsep-konsep jahat yang merugikan satu dengan yang lain, dan bahkan SDM dimatikan oleh tawaran-tawaran media sosial yang dipenuhi sensasi menarik.

Penyalagunaan media sosial berdampak pada sikap atau tindakan.

Budaya menyapa, sikap empati, simpati, gotong royong, dan tolong-menolong seakan-akan dikaburkan. Mentalitas cuek, acuh tak acuh, egois, iri hati, dengki, tertutup, individualisme, dan sikap negatif lainnya menjadi suatu sikap yang dianggap normal dan bahkan layak untuk diaplikasikan. Tendensi egoistis semakin memuncak. Setiap orang lebih berfokus pada kesenangan pribadi dan tidak mempedulikan segala sesuatu yang membuatnya senang atau bahagia. Inilah efek buruk dari media sosial.

Jika realitas ini tidak bisa diantisipasi secara bersama maka karakter seseorang sudah jelas akan rusak oleh kemajuan media sosial. Oleh karena itu diperlukan kecerdasan dalam menanggapi tawaran-tawaran media sosial agar karakter setiap individu tidak berubah ke arah yang buruk.

avatar
Fr. Yakobus Syukur, SMM
Penulis lahir di desa Raba, Flores, 12 Desember 1999. Teman-teman bisa memanggil saya, Jack. Saya menjalankan pendidikan SMP Karya, Ruteng, Flores pada tahun 2012-2015 dan SMA Karya, Ruteng pada tahun 2015-2018. Semasih SMP dan SMA sudah aktif menulis di media sosial, membuat puisi, dan menulis pidato. Sekarang, saya sedang menempuh pendidikan calon Imam di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang, Jawa Timur dan aktif menjadi penulis di media online. Sekarang saya tinggal di Malang. Saya juga telah membuat satu buku dengan judul Goresan Usang, sebuah antologi puisi.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini