Dalam catatan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Polling Indonesia, Indonesia tercatat sebagai negara yang menduduki posisi keempat yang memiliki banyak pengguna media sosial.
Perangkat teknologi seperti komputer, smartphone atau tablet telah menjadi suatu life style setiap individu atau kelompok. Gaya hidup seperti ini, tampaknya, ikut merubah karakter individu dan menjadi penghambat dalam membangun relasi dengan sesama.
[postingan number=3 tag= ‘salib’]
Bertolak dari realitas yang ada, hal yang menjadi fokus perhatian penulis di sini adalah adanya perubahan karakter yang dialami individu atau kelompok yang disebabkan oleh penyalahgunaan media sosial. Eksistensi media sosial dalam kehidupan masyarakat di satu sisi merupakan sesuatu yang patut disyukuri karena olehnya segala sesuatu dipermudah, namun di sisi lain telah mengubah persepsi setiap individu atau kelompok masyarakat.
Bukti otentik di lapangan memperlihatkan bahwa penyalagunaan media sosial berdampak pada sikap atau tindakan yang melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam lingkup kehidupan masyarakat. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam lingkup kehidupan bermasyarakat sudah mulai diabaikan, dan ironisnya lagi, perlahan-lahan dihilangkan. Muncul sikap candu yang tak terkontrol, lahirnya konsep-konsep jahat yang merugikan satu dengan yang lain, dan bahkan SDM dimatikan oleh tawaran-tawaran media sosial yang dipenuhi sensasi menarik.
Penyalagunaan media sosial berdampak pada sikap atau tindakan.
Budaya menyapa, sikap empati, simpati, gotong royong, dan tolong-menolong seakan-akan dikaburkan. Mentalitas cuek, acuh tak acuh, egois, iri hati, dengki, tertutup, individualisme, dan sikap negatif lainnya menjadi suatu sikap yang dianggap normal dan bahkan layak untuk diaplikasikan. Tendensi egoistis semakin memuncak. Setiap orang lebih berfokus pada kesenangan pribadi dan tidak mempedulikan segala sesuatu yang membuatnya senang atau bahagia. Inilah efek buruk dari media sosial.
Jika realitas ini tidak bisa diantisipasi secara bersama maka karakter seseorang sudah jelas akan rusak oleh kemajuan media sosial. Oleh karena itu diperlukan kecerdasan dalam menanggapi tawaran-tawaran media sosial agar karakter setiap individu tidak berubah ke arah yang buruk.