Bicara Jujur: Renungan Oktaf Paskah, 10 April 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kis. 2:14.22-32; Injil: Mat. 28:8-15
Manusia lebih cepat berbohong daripada berbicara jujur. Mengapa? Karena manusia terjebak dalam kebohongan demi menyelamatkan diri, mempertahankan kekayaan, kedudukan, prestise, atau pengikut. Kebohongan juga dilakukan oleh kaum tua-tua Yahudi. Mereka membungkam mulut para serdadu dengan uang agar para serdadu penjaga makam Yesus tidak memberitahukan tentang kebangkitan Yesus kepada orang Yahudi. Kebohongan satu akan selalu diikuti oleh kebohongan selanjutnya dan inilah yang terjadi di antara tua-tua bangsa Yahudi dan para serdadu penjaga makam Yesus. Itulah kecendrungan manusia untuk melakukan kejahatan. Segala cara bisa dihalalkan bahkan nilai kejujuran dapat dibungkam dengan uang. Itulah realitas manusia.
Berbeda dengan para serdadu penjaga makam Yesus dan tua-tua Yahudi, Petrus tampil dengan penuh keberanian dan dengan jujur memberitakan dan mewartakan kebangkitan Yesus. Walaupun sebelumnya Petrus dan para murid terpukul karena kematian Yesus, namun kebangkitan Yesus telah membuka cakrawala baru hidup mereka, terutama keterbukaan mereka untuk menjadi saksi kebangkitan Yesus.
Apa yang bisa menjadi refleksi bagi kita? Pertama, sebagai orang Katolik, kita mempunyai Rahmat pengudus yakni Roh Kudus yang selalu mengingatkan kita untuk jujur dan benar dalam hidup. Maka jangan takut untuk menjadi pribadi yang jujur dan benar. Kedua, segala sesuatu butuh uang tapi uang bukan segala-galanya maka jangan dibungkam oleh uang. Beranilah berkata jujur dan berani mewartakan Kristus yang bangkit.
Selamat Hari Raya Paskah. Semoga kebangkitan Kristus mengubah hidup kita semua untuk terus berjalan bersama-Nya mewartakan kebenaran dan kejujuran. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
Resurrection – Mu-Sa-Fir