Sapaan Tuhan yang Bangkit: Renungan Oktaf Paskah, 11 April 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kis. 2:36-41; Injil: Yoh. 20:11-18
Setiap orang pasti pernah merasakan pengalaman kehilangan orang yang dikasihi. Ada berbagai perasaan berkecamuk di dalam hati: ada perasaan sedih, resah, gelisah, gundah gulana, dan galau. Semua perasaan ini menyatu dalam dukacita yang mendalam sehingga membuat pikiran kita tidak berfungsi dengan baik. Bahkan otak seakan tumpul dan lumpuh sama sekali. Hanya air mata yang menjadi saksi dan bukti dari seluruh perasaan yang ada. Dalam situasi inilah, kita tidak mampu melihat kehadiran Tuhan bahkan tidak mampu mendengar sapaan kasih kebangkitan-Nya.
Pengalaman ini dialami oleh Maria Magdalena. Ia mengalami dukacita yang mendalam karena kematian Yesus dan ditambah dengan makam Yesus yang kosong, maka ia tak mampu melihat kehadiran Tuhan yang bangkit. Ia juga tidak serta merta dapat mendengarkan sapaan Tuhan yang lembut. Tetapi ketika disapa dengan namanya, Maria Magdalena mampu mengenal Yesus Kristus yang bangkit. Panggilan dan sapaan Yesus telah mengubah cakrawala dan pandangannya. Tanpa ragu ia pun memberi kesaksian kepada murid yang lain “Aku telah melihat Tuhan”.
Pengalaman kebangkitan Yesus Kristus juga mengubah pribadi Petrus. Ia dengan berani menegaskan kepada seluruh kaum Israel bahwa ‘Allah telah membuat Yesus yang mereka salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus’. Ia juga menggarisbawahi intisari dari iman akan Kristus yakni pertobatan dari pihak manusia dan anugerah pengampunan dosa dari pihak Allah’. Jika intisari kehidupan Kristiani ini diyakini, maka kita mampu mendengarkan sapaan Tuhan dan melihat Dia walaupun dalam pengalaman dukacita sekalipun.
Marilah kita berusaha bertobat sehingga rahmat pengampunan dari Allah dapat kita alami. Itulah sapaan Tuhan yang bangkit bagi kita para murid-Nya. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
KK – RT. 40 – Mu-Sa-Fir