Jika Mau Selamat, Percayalah kepada Tuhan Yesus: Renungan Harian Katolik, Selasa 28 Mei 2019 — JalaPress.com; Bacaan Kitab Suci: Kis. 16:22-34
Semua orang, jika ditanya ‘apakah mau selamat atau tidak’, hampir bisa dipastikan jawabannya adalah ‘mau’. Ya, semua orang pastilah mau selamat dan ingin diselamatkan. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang ingin jatuh binasa. Sayangnya, tidak semua orang tahu bagaimana caranya supaya bisa memperoleh keselamatan itu.
Banyak orang mau selamat tetapi jalan yang dipilih ternyata salah. Maka, pertanyaan yang diajukan oleh kepala penjara dalam bacaan pertama hari ini mewakili pertanyaan kita juga. “Apa yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kis. 16:30).
[postingan number=3 tag= “tuhan-yesus”]
Pertanyaan semacam ini perlu kita ajukan setiap saat sebagai bahan refleksi kita. Pertanyaan yang sama juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas segala tindak tanduk kita. Sekiranya kita sudah melenceng jauh, maka saatnya untuk berbalik; atau jika sudah benar, maka diteruskan.
Paulus memberi tahu kita bagaimana caranya supaya selamat; dan jawaban dari Paulus ini menjadi jawaban Gereja juga. Ia berkata kepada kepala penjara itu: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kis. 16:31).
Dari jawaban Paulus, kita akhirnya tahu bahwa ternyata tidak ada cara lain supaya selamat, selain percaya kepada Tuhan Yesus. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti siap untuk menyerahkan seluruh hidup kepada-Nya dan rela diatur oleh-Nya. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus membiarkan kehendak-Nya terjadi di dalam hidupnya.
Orang yang percaya Tuhan tidak pernah memaksakan kehendaknya pada Tuhan; juga tidak mendikte Tuhan untuk melakukan apa yang diinginkannya. Orang yang percaya Tuhan adalah orang yang siap sabar, yaitu sabar sampai waktu Tuhan tiba; sebab waktu Tuhan tidak sama dengan waktu kita.
Paulus dan Silas membuktikan bahwa sikap percaya kepada Tuhan tidak pernah sia-sia. Buktinya, mereka diselamatkan dari hukuman penjara hanya karena mereka percaya kepada Tuhan. Pengalaman yang dialami oleh keduanya itu menunjukkan bahwa Tuhan mendengarkan doa dari orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Seringkali kita menaruh banyak persayaratan kepada Tuhan. Kita percaya hanya kalau Tuhan mengabulkan doa kita; kita percaya hanya kalau keinginan kita dipenuhi; dan sebagainya. Padahal, Tuhan sudah mencintai kita tanpa syarat apapun. Maka dari itu, sudah seharusnya kita juga percaya kepada-Nya tanpa syarat.
Ingat, Tuhan tidak akan pernah mengecewakan orang yang percaya kepada-Nya; sebab Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan” (Rm. 10:11).