-1 C
New York
Saturday, February 8, 2025

Kita adalah Bait Allah, Tubuh Kita Bukan Milik Kita

Kita adalah Bait Allah, Tubuh Kita Bukan Milik Kita: Renungan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran, 09 November 2022 — JalaPress.com; Bacaan I: Yeh. 47:1-2,8-9,12; Bacaan II: 1 Kor. 3:9b-11,16-17; Injil: Yoh. 2:13-22

[postingan number=3 tag=’tuhan-yesus’]

Bait Allah adalah pusat ibadat dan kurban, tempat kehadiran Allah dan lambang yang terlihat dari kesetiaan-Nya. Maka, mengabdikan tempat bagi Tuhan adalah tindakan mengakui kemuliaan dan kuasa-Nya. Tapi persoalannya, bagaimana kalau tempat semacam itu tidak ada? Apakah itu termasuk tindakan tidak mengakui kemuliaan dan kuasa Tuhan?

Dalam Perjanjian Lama, terutama pada masa pembuangan Babel, orang-orang mengalami keputusasaan karena mereka tidak memiliki tanah atau tempat untuk berdoa. Sebab itu, Nabi Yehezkiel hadir dan memberitahu mereka bahwa akan datang hari di mana orang-orang akan menyembah Tuhan di kenisah baru – tempat di mana mereka dapat memanjatkan doa kepada Tuhan dan Tuhan mendengarkan doa mereka. Ia juga memberitahu mereka bahwa dari kenisah itu ia melihat air mengalir: “Aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu” (Yeh. 47:1). Ke manapun air itu mengalir, ia membawa kehidupan.

Bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Dalam Perjanjian Baru, terutama di kalangan umat Korintus, muncul guru-guru palsu yang menyesatkan. Sebab itu, ia dalam suratnya kepada umat itu, menekankan jati diri orang Kristen sebagai kenisah Allah. Ia menerangkan bahwa Bait Allah tidak melulu berarti bangunan melainkan juga diri umat itu sendiri. Dengan demikian, yang perlu dibangun, dijaga, dan dirawat tidak hanya Gereja sebagai bangunan melainkan juga kesatuan umat. “Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu” (1 Kor. 3:17).

Yesus, dalam Injil Yohanes, tidak banyak mengacu pada Bait Allah sebagai bangunan, tetapi Ia lebih menekankan pada ‘tempat kudus’ yang benar dan tepat di mana Allah hadir. Di sini, Bait Allah yang dimaksudkan oleh Yesus ialah tubuh-Nya sendiri. Kebangkitan-Nya akan menjadi kunci yang akan membuat para murid akhirnya mengerti tentang hal ini. Injil Yohanes memastikan bahwa Yesus Kristus adalah fondasi yang diatas-Nya dibangun kenisah baru Allah. Bait Allah akan segera rusak, maka fungsi ini akan digantikan oleh tubuh Kristus yang bangkit.

Kamu adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu.

Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran hari ini memungkinkan kita untuk sadar bahwa secara rohani tubuh kita adalah milik Allah dan berfungsi sebagai ‘bait Allah’ di dalam Yesus yang Bangkit, karena Roh Kudus berdiam di dalam kita. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor. 3:16). Dia sudah ada di dalam kita, menyambut dan mengasihi kita, bukan seperti yang kita inginkan, tetapi sebagaimana adanya, di sini, sekarang. Kesadaran inilah yang membawa kita untuk senantiasa mengakui kemuliaan dan kuasa-Nya.

avatar
Jufri Kano, CICM
Terlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan: "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (Luk. 5:5). Penulis dapat dihubungi via email: jufri_kano@jalapress.com.

Artikel Terkait

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Ikuti Kami

10,700FansLike
680FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Artikel Terkini