Dasar Biblis: Kis. 4:8-12; 1 Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18
Petrus, mewakili para rasul, dengan yakin seyakin-yakinnya mengatakan bahwa Yesuslah sumber keselamatan satu-satunya. Di luar Yesus tidak ada keselamatan. Jika hari ini kita bertanya kepada Petrus apakah ada nama lain di dunia ini yang bisa menjamin keselamatan, maka jawaban yang kita dapatkan dari Petrus pastilah sama: “Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12).
[postingan number=3 tag= ‘tuhan-yesus’]
Keyakinan Petrus ini tentu bukan tanpa dasar. Kitab Suci menerangkan bahwa Petrus berkata demikian pada saat ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Artinya, apa yang dikatakannya itu benar adanya sebab atas pengaruh Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran.
Keyakinan yang dimiliki oleh Petrus ini harus menjadi keyakinan kita juga. Kita mendapat jaminan keselamatan sebab kita ini adalah anak-anak Allah (lih. 1 Yoh. 3:1). Dan kita tahu bahwa jaminan keselamatan itu akan mencapai kepenuhannya pada saatnya nanti ketika Kristus menyatakan diri-Nya pada akhir zaman. Relasi yang erat dengan Kristus itulah yang membawa kita pada keyakinan bahwa dalam Kristus kita menemukan keselamatan.
Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Di kala yang lain memohonkan keselamatan, Yesus menjamin keselamatan kita. Buktinya, kepada penjahat yang sadar Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43).
Hanya saja perlu diingat bahwa sekalipun Yesus menjamin keselamatan, perilaku kita harus searah dengan tujuan keselamatan itu. Kita harus mau dituntun oleh-Nya supaya selamat. Hanya jika kita mau dituntun oleh-Nya, maka rencana keselamatan itu terwujud di dalam hidup kita.
Tuhan Yesus pastilah menuntun kita ke arah yang baik sebab Dialah gembala yang baik. “Akulah gembala yang baik” (Yoh. 10:11). Sebagai gembala yang baik, Ia rela memberikan nyawa-Nya bagi kita domba-domba-Nya. Sebagai domba yang baik, mestinya kita mau dituntun oleh-Nya. Jangan sampai menyebut diri pengikut-Nya, tapi tidak mau dituntun oleh-Nya.
Pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan bukti cinta-Nya bagi kita. Karena itu, sebagaimana cinta-Nya kepada kita disertai degan pengorbanan-Nya di kayu salib, demikian juga hendaknya cinta kita kepada-Nya disertai dengan sejumlah pengorbanan. Jangan bilang cinta kepada-Nya jika kita tidak mau berkorban.
Pengorbanan seperti apa yang bisa kita berikan untuk Tuhan? Jawabannya: bisa bermacam-macam. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24). Kita harus mempunyai keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama dengan tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan.