Kata ‘roh’ (Lat. spiritus; Yun. pneuma; Ibr. ruah) menunjuk pada apa yang tidak terlihat dan tidak teraba namun mempunyai daya hidup yang aktif. Kata ini mempunyai beberapa arti: ‘angin,’ ‘nafas,’ atau ‘roh’. Kata ini pertama kali muncul di dalam Kitab Kejadian bab pertama. ‘Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air’ (Kej. 1:2). Penggunaan kata ‘roh’ jika tidak dikaitkan dengan Allah, umumnya merujuk pada roh manusia.
[postingan number=3 tag= ‘tuhan-yesus’]
Roh Allah adalah sumber kehidupan bagi segenap ciptaan. Dan, nafas adalah gejala kehidupan yang paling jelas; penghentiannya merupakan tanda kematian yang nyata. Roh Kudus disebut Nafas Allah karena karya-Nya adalah memberikan kehidupan kepada manusia.
“… ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej. 2:7).
Tuhan Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk menyertai kita semua dalam menapaki peziarahan hidup ini. “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:16-17).
Roh Kudus yang dijanjikan itu adalah Roh Kebenaran. Dialah yang memampukan kita untuk membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Dia membimbing dan menuntun kita untuk mengenal Allah dan melaksanakan ajaran-Nya dalam kehidupan setiap hari. Dia juga yang mengingatkan kita akan semua hal yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
“Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 14:26).
Roh Kudus itu tinggal di dalam hati kita. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu” (1 Kor. 3:16). Paulus, dalam suratnya kepada umat di Galatia, mengajak kita agar hidup oleh Roh, dan tidak menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan. Kita akan mengetahui apakah kita dituntun oleh Roh Kudus atau tidak, bisa dilihat dari ada tidaknya buah-Nya. Buah Roh Kudus adalah: ‘Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri’ (Gal. 5:22-23).