Tahu dan Sadar Diri: Renungan Pekan Biasa II, 16 Januari 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Ibr. 5:1-10; Injil: Mrk. 2:18-22
Selain membawa dampak positif bagi manusia, perkembangan teknologi juga telah membawa dampak negatif bagi hidup manusia. Salah satunya adalah ‘budaya pamer’ tentang kehidupan pribadi; bahkan hidup beragama pun dipamerkan lewat media sosial demi mendapatkan pujian dan followers. Dengan adanya dampak negatif ini maka perlu dibangun sikap ‘tahu dan sadar diri’.
Sikap ini ditunjukkan dan diteladani oleh Yesus dalam karya pelayanan-Nya di dunia. Ia tahu dan sadar bahwa Ia adalah Anak sehingga Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri menjadi imam agung; Ia diangkat oleh Bapa-Nya sebagai imam agung berkat ketaatan-Nya kepada Bapa sehingga Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Berbeda dengan Yesus yang memberikan teladan ketaatan-Nya lewat sikap-Nya yang tahu dan sadar diri serta perutusan-Nya, kaum Farisi menunjukkan sikap yang tidak tahu dan sadar diri sehingga mereka jatuh dalam ‘kesombongan rohani’. Mereka menuntut para murid Yesus untuk berpuasa seperti yang mereka lakukan. Namun tuntutan ini hanya menjadi ajang pamer bagi mereka supaya orang lain tahu bahwa mereka lagi berpuasa. Menanggapi tuntutan mereka, Yesus pun berkata: “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.”
Melalui jawaban ini, Yesus sebagai pengantin Pria dan Gereja sebagai mempelai wanita mengajak kaum Farisi dan kita semua untuk tahu dan sadar diri sehingga kita mampu menjadi kantong kulit yang baru untuk menampung anggur baru dari kasih Allah lewat Kristus Yesus, Tuhan kita. Sanggupkah kita untuk tahu dan sadar diri sehingga kita tidak jatuh dalam kesombongan rohani dan juga tidak menjadi pribadi narsisme dan eksebisionisme. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
TSD – Mu-Sa-Fir


