Transfigurasi, Jalan untuk Hits dalam Iman: Renungan Pekan Biasa VI, 18 Februari 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Ibr. 11:1-7; Injil: Mrk. 9:2-13
Perubahan zaman telah membuat manusia juga berubah baik dalam gaya hidup/style, cara bekerja dan bergaul, bahkan cara mewartakan iman. Perubahan zaman juga memunculkan banyak bahasa gaul di kalangan anak muda. Salah satunya adalah Fomo: Fear of Missing Out yang berarti takut ketinggalan zaman/takut tidak hits. Secara positif, istilah ini menuntut seseorang untuk berubah sesuai tuntutan zaman namun tidak tenggelam di dalamnya; ia berusaha untuk melakukan transfigurasi diri sesuai dengan situasi zaman demi tetap teguh dalam iman. Misalnya, mewartakan iman lewat media sosial, berdiskusi tentang iman demi membangun toleransi hidup beragama, dan lain-lain.
Dalam bacaan Injil hari ini, Petrus, Yakobus dan Yohanes menyaksikan peristiwa transfigurasi Yesus di puncak sebuah gunung yang tinggi. Ketika menyaksikan peristiwa ini, mereka seakan terlena dan terbuai oleh kemuliaan Yesus, sehingga Petrus berkata: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dalam keterlenaannya, mereka dinaungi awan dan dari dalam awan itu terdengarlah suara, “Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia.”
Seorang Katolik harus menjadi pribadi yang fomo dengan cara: pertama, turun dari gunung untuk mewujudnyatakan iman akan Yesus Kristus. Turun dari gunung berarti memasuki realita hidup, berjumpa dengan sesama dan melakukan tindakan kasih seturut teladan Yesus.
Kedua, mendengarkan Yesus. Untuk menjadi hits dan tindak ketinggalan zaman, kita harus mendengarkan Yesus Putra Allah. Mendengarkan Yesus bukan hanya dengan telinga, tetapi dengan hati dan seluruh diri sehingga iman kita akan tetap teguh dan mantap seperti iman Habel, Henokh dan Nuh. Dengan iman yang teguh, kita mampu mensyukuri setiap anugerah yang kita terima dalam hidup sekaligus mengerti bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan. Marilah kita berusaha untuk melakukan transfigurasi diri tanpa terbuai oleh perkembangan zaman. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
(P. A. L. Tereng MSF)
YBT – Mu-Sa-Fir


